Jumat 13 Nov 2020 06:30 WIB

PBB Sebut Yaman Butuh Lebih Banyak Bantuan Pangan

Kelaparan di Yaman semakin meningkat.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Dwi Murdaningsih
Pasukan Yaman yang setia kepada pemerintah yang diakui secara internasional yang didukung Saudi terlibat dalam pertempuran dengan milisi Houthi di kota pelabuhan Hodeidah, Yaman, Kamis (8/10/2020) (Diterbitkan Jumat (9/10/2020).
Foto: EPA-EFE/NAJEEB ALMAHBOOBI
Pasukan Yaman yang setia kepada pemerintah yang diakui secara internasional yang didukung Saudi terlibat dalam pertempuran dengan milisi Houthi di kota pelabuhan Hodeidah, Yaman, Kamis (8/10/2020) (Diterbitkan Jumat (9/10/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA --- Jutaan warga Yaman dilanda kelaparan. Organisasi Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP PBB) bahkan memperingatkan untuk secara cepat menanggulangi kasus kelaparan yang semakin meningkat di Yaman sebelum semakin parah. WFP pun menyerukan agar lebih banyak dana bantuan untuk mengatasi kelaparan di Yaman.

"Sekarang kami sedang menghitung mundur menuju bencana," tutur Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) PBB David Beasley dalam pernyataannya pada Dewan Keamanan PBB seperti dilansir Iqna.ir pada Jumat (13/11).

Baca Juga

PBB menggambarkan bahwa Yaman dalam krisis kemanusiaan terbesar di dunia. Sebanyak 80 persen dari 30 juta orang di negara itu membutuhkan bantuan karena kelaparan disebabkan dampak perang pimpinan Arab Saudi yang berlangsung di negara itu.

"Jika kita memilih berpaling, tak ada keraguan dalam pikiran saya bahwa Yaman akan jatuh ke dalam jurang kelaparan yang menghancurkan dalam beberapa bulan," kata Beasley yang juga pernah menerima hadiah nobel perdamaian.

Kepala Kemanusiaan PBB Mark Lowcock pada 2017 telah memperingatkan bahwa Yaman yang kala itu dilanda perang menghadapi ancaman kelaparan terbesar di dunia selama beberapa dekade dengan jutaan korban.

Dalam pertemuan virtual Rabu lalu, Lowcock juga kembali menggambarkan situasi kemanusiaan di Yaman. Ia menilai Yaman dalam penderitaan, karena itu ia pun menyerukan komunitas internasional mengambil tindakan guna mencegah krisis pangan di negara itu.

"Kita semua, pihak yang terlibat konflik, anggota Dewan Keamanan, donatur, organisasi kemanusiaan dan lainnya harus melakukan segala cara untuk menghentikan ini. Lebih banyak dana untuk operasi bantuan adalah cara yang tercepat dan paling efisien untuk mendukung upaya pencegahan kelaparan saat ini. Jadi saya kembali memohon kepada para donatur untuk memenuhi janji mereka yang luar biasa dan untuk meningkatkan dukungan mereka," kata Lowcock.

Lowcock mengatakan bahwa PBB telah menerima 1,5 miliar dolar tahun ini. Jumlah tersebut baru separuh dari dana yang diterima tahun lalu yakni sebanyak 3 miliar dolar.

Diketahui Arab Saudi meluncurkan perang dahsyat di Yaman pada Maret 2015 dengan tujuan menekan pemberontakan yang telah menggulingkan rezim Yaman yang memiliki persahabatan dengan Riyadh. Perang telah memakan banyak korban dan kehancuran infrastruktur seperti rumah sakit, sekolah, dan pabrik.

Berdasarkan data PBB ada 24 juta orang Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk 10 juta menderita kelaparan parah. Anak-anak menjadi korban paling rentan karena perang itu, meski masalah itu hampir tak mendapat tanggapan Internasional. Pada akhir Juni, PBB mengingatkan bahwa kekurangan bantuan kemanusiaan di tengah pandemi akan mendorong banyak anak di Yaman ke dalam ambang kelaparan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement