Jumat 13 Nov 2020 09:23 WIB

Gunung Merapi Alami 19 Gempa Guguran Pagi Ini

BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Red: Dwi Murdaningsih
Lokasi tempat ruang lindung darurat (Rulinda) atau bunker di Dusun Tunggularum, Turi, Sleman, Yogyakarta, Rabu (11/11).
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Lokasi tempat ruang lindung darurat (Rulinda) atau bunker di Dusun Tunggularum, Turi, Sleman, Yogyakarta, Rabu (11/11).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami 19 kali gempa guguran. Gempa guguran ini diamati pada Jumat (13/11) mulai pukul 00:00-06:00 WIB.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyebutkan 19 gempa guguran itu memiliki amplitudo 5-80 mm dan berlangsung selama 13.6-62.2 detik. Selain gempa guguran, Gunung Merapi juga mengalami 18 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-20 mm selama 14.1-30.2 detik.

Baca Juga

Gunung Merapi mengalami 64 kali gempa hybrid dengan amplitudo 3-30 mm selama 5.41-11 detik, serta 14 gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 40-75 mm selama 11.2-54.6 detik.

Berdasarkan pengamatan visual di puncak Gunung Merapi, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 75 meter di atas puncak kawah.

Cuaca di gunung itu cerah. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara 15-20.8 derajat selsius, kelembaban udara 66-89 persen, dan tekanan udara 626.77-687.9 mmHg.

BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.

BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi. Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement