REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Perdana Menteri Thailand Jenderal Prayuth Chan o-cha menyatakan, vaksin Covid-19 nantinya setelah tersedia harus menjadi milik publik global. Ia berharap vaksin dapat terjangkau dan diakses oleh semua orang.
Hal itu disampaikannya dalam pertemuan KTT ASEAN ke-37 yang diadakan mulai Kamis (12/11). Prayuth mengatakan, negara-negara anggota ASEAN harus memperkuat kerja sama kesehatan masyarakat demi mencapai Keamanan Vaksin ASEAN dan Kemandirian yang diadopsi pada KTT ASEAN ke-35 di Bangkok tahun lalu.
"ASEAN dapat memanfaatkan Covid-19 ASEAN Response Fund untuk mendukung distribusi vaksin di kawasan," kata Prayuth saat sidang paripurna di KTT tersebut dilansir dari kantor berita Bernama pada Jumat (13/11).
Prayuth, yang juga Menteri Pertahanan Thailand, menghadiri pertemuan dua tahunan yang diadakan hampir dari Bangkok. Ia mengatakan, Pemerintah Thailand telah bekerja sama dengan berbagai sektor dalam pengembangan vaksin Covid-19 dan obat antivirus untuk pengobatan Covid-19. Negeri Gajah Putih diklaimnya siap berbagi kesuksesan dengan negara anggota ASEAN.
"Thailand mendukung pembentukan ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies (RRMS) untuk Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat dan berkomitmen untuk memberikan kontribusi awal untuk obat-obatan dan perbekalan medis yang diperlukan," ujar Prayuth.
Selain itu, Prayuth mengatakan negara anggota ASEAN harus bekerja sama menjaga stabilitas kawasan guna menciptakan lingkungan yang kondusif dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Hal ini diharapkannya dapat mempercepat pemulihan ekonomi.
"Anggota ASEAN harus bersatu mengirimkan pesan kepada negara-negara besar tentang perlunya mencari kesamaan dan mengesampingkan perbedaan untuk menghindari konfrontasi di kawasan dan mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan," ucap Prayuth.
Prayuth menekankan ASEAN harus mempromosikan multilateralisme dan regionalisme. Thailand mendukung pembentukan Pengaturan Koridor Perjalanan ASEAN dengan mempertimbangkan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang bijaksana. Hal itu untuk memfasilitasi perjalanan bisnis yang penting di ASEAN dan memulihkan kegiatan ekonomi kawasan.
"Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik sebagai alat mendorong negara-negara besar berinteraksi secara konstruktif dengan ASEAN yang akan berkontribusi pada sosio- kawasan yang berkelanjutan," kata Prayuth.