REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Tak dapat dibantah, Bruno Fernandes merupakan rekrutan terbaik Manchester United (MU) sejak era Ole Gunnar Solskjaer menjadi pelatih. Ia menjadi kunci kebangkitkan MU pada paruh kedua musim lalu sehingga mengamankan tiket Liga Champions.
Setelah bergabung pada Januari 2020, Fernandes langsung memberikan dampak besar buat United, yang finis di posisi ketiga musim lalu. Ia juga membawa MU ke semifinal Liga Europa musim lalu.
Namun, siapa sangka pemain yang berposisi sebagai gelandang serang dan pengatur serangan itu dulunya seorang bek. Peran sebagai pemain bertahan itu ia jalani saat mengawali karier sebagai pesepak bola bersama klub Italia, Novara.
"Saya bermain sebagai bek tengah untuk waktu yang lama, saat saya mulai bermain sepak bola, baik sebagai bek tengah atau bek kanan," kata Fernandes, dikutip dari laman resmi MU, Jumat (13/11).
Pemain berusia 26 tahun itu mengaku senang main sebagai bek kanan, karena karakternya yang agresif. Sementara saat jadi bek tengah, ia bisa lebih bebas untuk mengikuti winger jika bek kanan sedang meninggalkan posisinya. Bahkan, saat itu pelatihnya sempat bilang, jika mau jadi pemain top, ia harus main sebagai bek tengah.
Akan tetapi kalau mau menjadi pemain bagus, ia mesti main di posisi gelandang. Kebetulan, saat itu ada banyak pemain senior di posisi bek tengah, sehingga tak mau lagi jadi pemain bertahan.
"Jadi, dia (pelatih) memainkan saya sebagai striker pada pertandingan pertama, dan di pertandingan kedua, saya seperti False 9. Setelah itu saya kembali ke posisi nomor 10 dan 8," jelas pemain internasional Portugal tersebut.
Posisi nomor 10 dan 8 terbukti cocok untuk Fernandes, kemampuannya mengatur serangan, mengirim umpan, bahkan mencetak gol membantu MU keluar dari tekanan. Fernandes mencetak dua gol dan satu assist saat MU menaklukkan Everton 3-1 pekan lalu.