Jumat 13 Nov 2020 21:00 WIB

Gunung Merapi Siaga, Kondisi Masih Stabil Tinggi

Ada desakan lelehan batu (magma) dari dalam dan kondisi kawah tidak stabil. 

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Aktivitas puncak Gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat di Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (11/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode (10/11/2020), tercatat kegempaan 54 guguran, 33 vulkanik dangkal, 63 hembusan dan 294 fase banyak.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Aktivitas puncak Gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat di Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (11/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode (10/11/2020), tercatat kegempaan 54 guguran, 33 vulkanik dangkal, 63 hembusan dan 294 fase banyak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas Gunung Merapi yang terletak di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah meningkat dan statusnya naik jadi siaga per Kamis (5/11). Hingga kini, kondisinya masih stabil tinggi, tapi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung diimbau lebih siaga.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, status Gunung Merapi naik berdasarkan data yang ada, pemantauan seismik dan informasi gunung ini.

"Aktivitasnya memang meningkat berdasarkan parameter yang ada sehingga statusnya naik. Namun hingga kini belum ada kenaikan aktivitas yang signifikan, artinya saat ini kondisinya stabil tinggi," ujarnya saat konferensi virtual update kondisi Gunung Merapi, Jumat (13/11) petang.

photo
Truk angkutan pasir dan batu masih beroperasi di Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (13/11). Berapa titik jalan sebagai jalur evakuasi di Srumbung rusak parah. Meski status Gunung Merapi sudah Siaga truk pengangkut material pasir dan batu masih banyak yang beroperasi. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Selain itu, dia menyebutkan, beberapa guguran yang mengarah ke arah barat dan barat laut. Ia menjelaskan, ada desakan lelehan batu (magma) dari dalam dan kondisi kawah tidak stabil. Kendati demikian, dia menegaskan, lava yang gugur dari gunung kali ini adalah material lama. Artinya lava sisa erupsi yang lama, bukan lava yang baru. 

"Lava yang baru sampai sekarang belum muncul dan kami terus tunggu perkembangannya," katanya.

Terkait potensi dan kondisi Gunung Merapi, dia menegaskan, situasinya masih sama seperti saat pihaknya menaikkan status gunung menjadi siaga pada 5 November 2020 lalu. Kendati demikian, pihaknya merekomendasikan beberapa hal, diantaranya masyarakat lebih siaga. 

Pihaknya memberikan beberapa rekomendasi termasuk masyarakat bisa mengemas barang-barang berharga. Kemudian BPPTKG juga mengingatkan kembali Penambangan pasir di aliran Sungai Gendol, Gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta, supaya tidak melanjutkan aktivitasnya karena risikonya sangat tinggi.

Selain itu, pihaknya juga meminta wilayah wisata supaya tidak melakukan kegiatan di puncak 3 kilometer. Pihaknya khawatir jika terjadi sesuatu pada gunung saat tempat ini dipadato pengunjung yang datang dari luar wilayah ini kemudian tidak pernah mendapatkan edukasi, maka ini bisa menjadi bahaya.

"Di sini untuk kebaikan kita bersama, jadi taati rekomendasi kami," katanya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement