REPUBLIKA.CO.ID, OKLAHOMA CITY — Mauree Turner tidak pernah membayangkan, terlebih mencari cara agar dirinya menduduki jabatan politik. Apa yang dilakukan perempuan asal Oklahoma, Amerika Serikat (AS) ini adalah menghabiskan waktu menemukan kandidat yang mungkin akan membantu mengubah sistem di negara bagian tersebut.
Namun, saat teman-teman dan rekannya menyarankan agar Turner mencalonkan diri, perempuan berusia 27 tahun ini mulai berpikir. Hingga kemudian, dia memutuskan akan maju dan memperjuangkan agar suara dari komunitasnya dapat didengar. “Saya memutuskan akan maju dan mendengarkan komunitas saya,” ujar Turner, dilansir //Religion News//, Jumat (13/11).
Keputusan tersebut tidak sia-sia. Pada awal pekan ini, Turner yang merupakan seorang Muslim kulit hitam dan diidentifikasi sebagai non-biner memenangkan kursi di Dewan Perwakilan Oklahoma, mengalahkan politisi dari Partai Republik, Kelly Barlean.
Turner menjadi anggota parlemen Muslim dan non-biner pertama yang terpilih di Oklahoma. Dia mengakui bahwa selama ini banyak orang yang pasti meras tidak akan pernah didengarkan, terlebih mendapat kesempatan dalam politik.
Pada 2010, pemilihan Turner, dari sebuah distrik di barat laut yang mencakup Oklahoma City menjadi berita utama terkait amandemen "Selamatkan Negara Kita" ke Konstitusi Oklahoma, yang menggugat larangan pejabat untuk mengakui hukum syariah, sebuah kode berdasarkan prinsip-prinsip Muslim.
Tindakan itu akhirnya dibatalkan pengadilan negara bagian dan federal, di mana senator James Inhofe, telah dikritik karena menuduh bahwa kemungkinan 90 persen Muslim adalah teroris.
Turner bersama Samba Baldeh, Muslim pertama yang juga terpilih menjadi Legislatif Wisconsin, berpartisipasi dalam diskusi pascapemilihan pada Kamis (12/11).
Dalam acara yang diselenggarakan secara virtual oleh kelompok hak-hak sipil nasional Muslim, Baldeh mengaku memutuskan untuk mencalonkan diri untuk memperkuat suara di komunitasnya.
Baldeh, seorang imigran asal Ghana mengatakan penting untuk menceritakan kisahnya, juga kisah komunitas tempat dirinya berasal, yaitu komunitas Afrika Amerika, komunitas Muslim, serta komunitas imigran. Ia mengatakan memiliki tujuan untuk"mengadvokasi orang-orang dari komunitasnya dan kulit berwarna dan untuk memajukan AS.
“Saya ingin memastikan bahwa saya adalah bagian dari proses yang benar-benar mendukung apa yang terjadi di tingkat lokal dan negara bagian,” jelas Baldeh.
Kembali pada Turner, dia mengaku dibesarkan dalam ajaran Islam dan Kristen. Saat kecil, sang ayah ditahan di penjara dan hal ini mendorong aktivisme dalam peradilan pidana.
Sang ayah memutuskan untuk masuk Islam saat di penjara. Turner mengatakan narasi yang diperkuat dari komunitasnya adalah bahwa orang-orang yang berada di penjara layak untuk dipenjara dan mereka secara aktif memilih kehidupan kriminal daripada memilih komunitas dan keluarga.
Saat kuliah, Turner, yang pada awalnya ingin menjadi dokter hewan, terlibat dengan NAACP Oklahoma dan cabang lokal Dewan Hubungan Amerika-Islam.
Dia kemudian bekerja dengan American Civil Liberties Union's Campaign for Smart Justice, yang berfokus membantu orang-orang yang ditahan untuk berintegrasi kembali ke dalam masyarakat, serta meningkatkan kondisi kehidupan mereka selama di penjara.
“Itu adalah jenis reformasi peradilan holistik yang sangat saya minati. Saya melihat langsung di badan legislatif bahwa banyak warga Oklahoma benar-benar mendapatkan solusi jalan tengah karena tidak ada orang yang mengalami masalah sehari-hari ini,” tambah Turner.
Bekerja untuk reformasi peradilan pidana, telah mengajari Turner bahwa ini adalah sistem yang tidak dapat lagi direformasi. Ia menilai itu perlu ditata ulang dan dibangun kembali dan itu adalah pekerjaan yang memakan waktu.
Sepanjang kampanye, Turner mengungkapkan visi misi untuk memberdayakan orang-orang yang merasa tertinggal. Ia mengaku itu jalan yang panjang, tapi dirinya terus berjuang dengan keras.
“Bagi saya, ketika saya memikirkan tentang apa yang harus diberitahukan kepada orang-orang yang menginginkan perubahan segera, ada banyak hal yang tidak akan segera terjadi.
“Orang nonbiner pertama, kulit hitam, dan Muslim. Butuh waktu lama untuk sampai di sini dan saya tidak berpikir bahwa saya akan menjadi orangnya,” jelas Turner.