Sabtu 14 Nov 2020 07:37 WIB

Kebakaran di Kuburan Bus Transjakarta Diduga dari Las

Keterangan polisi beda dengan pekerja yang menyebut penyebab kebakaran dari sampah.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah bus Transjakarta bekas terbakar di Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/11) siang WIB.
Foto: Cepi Kurniawan/ANTARA
Sejumlah bus Transjakarta bekas terbakar di Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/11) siang WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kebakaran hebat melanda tempat pemotongan 'bangkai' bus Transjakarta di Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (13/11) siang WIB. Untuk sementara kebakaran diduga berasal dari percikan mesin las yang digunakan pekerja untuk memotong badan bus.

“Tadi sekilas dari keterangan saksi diketahui bahwa di sini kan sedang ada pengerjaan pemotongan bus, itu menggunakan las. Nah disinyalir dari las itu api membesar dan merambat ke tempat yang lain,” ujar Kapolsek Dramaga, Iptu Dian Pornomo ketika ditemui wartawan di lokasi, Jumat (13/11).

Dian mengatakan, untuk selanjutnya polisi melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab kebakaran dahsyat tersebut. Selain itu, pihaknya juga bakal memeriksa para saksi.

Sejauh ini, menurut Dian, polisi baru memeriksa dua orang saksi yang merupakan pekerja di proyek kuburan bus. Dia mengaku, belum mengetahui siapa penanggung jawab dari proyek pemotongan bodi bus itu. “Yang jelas di sini yang kami temukan baru pekerjanya sama penjaga tempatnya saja,” tuturnya.

Dian menambahkan, sejauh ini tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran di lahan kosong seluas dua hektare tersebut. Namun, pihak kepolisian belum bisa menaksir berapa besar kerugian yang terjadi akibat kebakaran itu. "Yang jelas kami masih minta keteangan-keterangan lebih lanjut,” kata Dian.

Sementara itu, salah seorang pekerja yang tidak mau disebutkan namanya, mengaku, kebakaran tersebut terjadi di tengah proses pemotongan bus. Saat itu, banyak timbunan sampah, serta besi dari pemotongan bus berserakan di tanah. Meski banyak pekerja di lokasi, tahu-tahu ada api yang membakar bus.

“Kita motong, ya namanya kecelakaan kan kita di luar dugaan. Namanya sampah ya di bawah begitu banyaknya sampai ketimbun besi, nyala api nggak kelihatan. Lama-kelamaan kan api membesar nggak kuat, dan ya terjadilah kebakaran yang dahsyat,” jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement