Sabtu 14 Nov 2020 11:42 WIB

Kayutangan Heritage Ditata Seperti Malioboro dan Braga

Mengunjungi Malang Heritage, wisatawan bisa merasakan suasana Malioboro dan Braga.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Erik Purnama Putra
Temuan rel trem dari masa kolonial Belanda dalam proyek pembangunan Kayutangan Heritage di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (11/11).
Foto: Istimewa
Temuan rel trem dari masa kolonial Belanda dalam proyek pembangunan Kayutangan Heritage di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (11/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wali Kota Malang, Sutiaji berencana menyulap Kayutangan Heritage di Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Kota Malang, dengan memadukan desain tata kota dari dua daerah. Dalam hal ini menyatukan nuansa di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta dan Jalan Braga, Kota Bandung, yang terkenal ikonik dan ramai dikunjungi wisatawan.

"Mudah-mudahan Malang di 2021 punya lebih bagus dari Braganya Bandung, lebih bagus dari ketimbang Malioboro, Yogya, karena desainnya keterpaduan Bandung dan Jogja (Yogyakarta)," kata Sutiaji di Kota Malang, Jawa Timur, kemarin.

Masyarakat tidak perlu pergi jauh untuk merasakan desain Jalan Malioboro dan Jalan Braga. Cukup mengunjungi Kota Malang, menurut Sutiaji, wisatawan dapat mendapatkan nuansa di dua tempat tersebut.

Apalagi, terdapat temuan rel trem dari masa kolonial Belanda di Kayutangan Heritage. "Mudah-mudahan ini bisa jadi ikon kita," kata Sutiaji.

Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah melangsungkan proyek pembangunan Kayutangan Heritage. Pada proses pembangunan, kontraktor menemukan sejumlah rel trem dari masa kolonial Belanda. Rel yang diprediksi dibangun sejak 1903 dipastikan tidak akan dibongkar.

Di sisi lain, pembangunan Kayutangan Heritage mendapatkan kritikan dari DPRD Kota Malang. Ketua Komisi B, Trio Agus Purwono merasa prihatin karena banyak masyarakat mempunyai usaha di lokasi tersebut. Pasalnya, Pemkot Malang mengambil kebijakan untuk menutup akses di beberapa ruas jalan demi memperlancar pembangunan.

"Jadi nge-drop karena mereka juga terdampak, padahal mereka tetap berjualan. Dan yang kami sayangkan, mereka tidak mendapat pemberitahuan dari pemerintah terkait hal ini, baik itu adanya tentang proyek heritage seperti apa. Terkait penutupan pembangunan juga tidak tahu," ucap Trio.

Politikus PKS itu berharap, Pemkot Malang dapat memberikan solusi untuk para pedagang di sekitar Kayutangan. Setidaknya, sambung dia, Pemkot Malang dapat memberikan rambu tambahan supaya masyarakat tahu dan mau berbelanja. Hal itu penting karena proyek pembangunan sendiri ditargetkan selesai pada Desember mendatang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement