Sabtu 14 Nov 2020 07:27 WIB

Satgas: 3M Diterapkan Meskipun PSBB Transisi

PSBB transisi bukan untuk menandai suatu daerah terbebas dari Covid- 19.

Red: Budi Raharjo
Warga bersepeda dengan mengenakan masker saat hari bebas kendaaran bermotor pada masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (8/11/2020). Pelaksanaan PSBB Transisi yang berakhir hari ini (8 November 2020) dinilai berdampak pada menurunnya angka kasus positif COVID-19 di Ibu Kota, sekaligus menurunnya angka kematian pasien akibat virus tersebut.
Foto: ANTARA / Reno Esnir
Warga bersepeda dengan mengenakan masker saat hari bebas kendaaran bermotor pada masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (8/11/2020). Pelaksanaan PSBB Transisi yang berakhir hari ini (8 November 2020) dinilai berdampak pada menurunnya angka kasus positif COVID-19 di Ibu Kota, sekaligus menurunnya angka kematian pasien akibat virus tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan agar disiplin protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) tetap diterapkan meskipun daerah sudah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Menurut dia, PSBB transisi bukan untuk menandai suatu daerah terbebas dari Covid-19.

Wiku mengatakan, pemberlakuan PSBB transisi menunjukkan perkembangan penanganan ke arah yang baik di suatu daerah. "PSBB transisi didasarkan pada perkembangan penanganan yang sudah lebih baik, tecermin dari menurunnya kasus positif, meningkatnya angka kesembuhan, dan angka kematian yang dapat ditekan," ujar Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (12/11).

Satgas menegaskan, pada tahap PSBB transisi, kegiatan masyarakat harus tetap berpedoman pada protokol kesehatan 3M. Selain itu, ada ketentuan lainnya yang bertujuan memutus mata rantai penularan Covid-19. "Tahap PSBB transisi masyarakat tetap harus berpedoman pada 3M serta ketentuan lainnya bertujuan memutus mata rantai penularan," ujar Wiku.

Satgas Covid-19 daerah juga diminta mempertimbangkan pembukaan sektor utamanya yang berisiko menciptakan kerumunan. "Karena itu, tahapan prinsip pembukaan sektor berdasar kan Covid-19 ini perlu sangat hati-hati serta terus dievaluasi keadaannya di lapangan," katanya menegaskan. (ed:agus raharjo)

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا قَدَرُوا اللّٰهَ حَقَّ قَدْرِهٖٓ اِذْ قَالُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ عَلٰى بَشَرٍ مِّنْ شَيْءٍۗ قُلْ مَنْ اَنْزَلَ الْكِتٰبَ الَّذِيْ جَاۤءَ بِهٖ مُوْسٰى نُوْرًا وَّهُدًى لِّلنَّاسِ تَجْعَلُوْنَهٗ قَرَاطِيْسَ تُبْدُوْنَهَا وَتُخْفُوْنَ كَثِيْرًاۚ وَعُلِّمْتُمْ مَّا لَمْ تَعْلَمُوْٓا اَنْتُمْ وَلَآ اٰبَاۤؤُكُمْ ۗقُلِ اللّٰهُ ۙثُمَّ ذَرْهُمْ فِيْ خَوْضِهِمْ يَلْعَبُوْنَ
Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya ketika mereka berkata, “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.” Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang menurunkan Kitab (Taurat) yang dibawa Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan Kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu memperlihatkan (sebagiannya) dan banyak yang kamu sembunyikan, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang tidak diketahui, baik olehmu maupun oleh nenek moyangmu.” Katakanlah, “Allah-lah (yang menurunkannya),” kemudian (setelah itu), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.

(QS. Al-An'am ayat 91)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement