Sabtu 14 Nov 2020 14:40 WIB

Lonjakan Kasus Korsel Didominasi dari Seoul

Pertama kali sejak September Korsel laporkan kasus baru hingga 200.

Rep: Lintar Satria/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Covid-19. Korea Selatan (Korsel) melaporkan 205 kasus baru infeksi virus corona.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Korea Selatan (Korsel) melaporkan 205 kasus baru infeksi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) melaporkan 205 kasus baru infeksi virus corona. Sabtu (14/11) pertama kalinya sejak bulan September Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korsel (KCDC) melaporkan kasus baru di Negeri Ginseng di atas 200.

Sebanyak 166 kasus berasal dari penularan dalam negeri sementara 39 lainnya dari luar negeri. Sekitar 65 persen kasus dalam negeri terjadi di Seoul dan Provinsi Gyeonggi, daerah padat penduduk yang terletak dekat ibu kota.

Baca Juga

Mulai Jumat (13/11) Korsel memberlakukan denda bagi mereka yang tidak memakai masker di ruang publik. Ketika itu jumlah kasus infeksi bertambah 191.

Presiden Moon Jaei-in sudah meminta pihak berwenang dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesadaran mengenai penyebaran virus corona. Ia mendesak akan pengawasan terhadap protokol kesehatan seperti pemakaian masker ditingkatkan.

"Karena kami berada di titik meningkatkan lalu lintas dan pertemuan, akan sulit untuk mempertahankan skema pembatasan sosial skala nasional kami di tahap saat ini," kata Moon dalam unggahan di Facebook, Sabtu (14/11).

"Bila kami melonggarkan kewaspadaan dan mengabaikan peraturan pembatasan sosial, pekerjaan dan kehidupan sehari-hari akan berisiko dan menimbulkan bahaya dan kerusakan yang lebih besar lagi," tambah Moon.

Masyarakat yang didapati tidak memakai masker di ruang publik seperti klub malam, mal, taman bermain dan salon akan dikenakan denda sebesar 100 ribu won. Sementara operator tempat tersebut dapat didenda sebesar 3 juta won.

Kantor berita Yonhap melaporkan empat pemain sepak bola dan satu orang staf tim terinfeksi Covid-19. Mengutip Asosiasi Sepak Bola Korea, Yonhap menambahkan tidak satu pun di antara lima orang itu mengalami gejala Covid-19, dilansir dari Reuters.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement