Sabtu 14 Nov 2020 22:17 WIB

Wiku: Vaksin Harus Halal

Tidak hanya halal tetapi vaksin tersebut aman dan efektif.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Akbar
Daerah-daerah yang menjadi destinasi wisata di Indonesia diminta siap siaga. Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan hal itu saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (27/10).
Foto: BPIP
Daerah-daerah yang menjadi destinasi wisata di Indonesia diminta siap siaga. Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan hal itu saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengaku akan memastikan kehalalan vaksin Covid-19 yang akan diberikan kepada masyarakat.

Berbagai jenis vaksin dari luar negeri dan vaksin yang dikembangkan di Indonesia akan diteliti dahulu. Hal ini dijelaskan Koordinator Tim Pakar sekaligus Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito.

Wiku mengatakan pemerintah kepastian itu tidak hanya halal, namun juga memastikan vaksin tersebut aman dan efektif. Langkah ini dilakukan, katanya, karena pemerintah berusaha memberikan perlindungan kesehatan masyarakat dengan menyediakan vaksin.

“Tentunya karena kita adalah negara muslim, vaksin tersebut juga harus halal," jelas Wiku Adisasmito saat konferensi pers perkembangan terakhir penangan Covid-19 secara daring, Sabtu (14/11).

Menurutnya, pemerintah bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) sedang meneliti beberapa kandidat vaksin. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga dilibatkan dalam penelitian ini.

"MUI dengan Badan POM beserta lembaga kementerian terkait lainnya sudah merevue beberapa kandidiat vaksin tentang aspek kehalalannya. Tentunya nanti akan berkembang dengan produk lainnya yang akan diakses oleh pemerontah Indonesia," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement