Ahad 15 Nov 2020 23:13 WIB

Demo Dukung Trump Berakhir Ricuh

Aksi pendukung Trump berujung bentrokan dengan demonstran lain pada Sabtu (14/11).

Rep: Dwina Agustin/ Red: Andri Saubani
 Pendukung Presiden AS Donald J. Trump menghadiri protes bertajuk
Foto: EPA-EFE/CRISTOBAL HERRERA-ULASHKEVICH
Pendukung Presiden AS Donald J. Trump menghadiri protes bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Beberapa ribu pendukung Presiden Pejawat Donald Trump di Washington, Amerika Serikat (AS), memprotes hasil pemilu. Aksi ini kemudian berujung bentrokan dengan demonstran lain pada Sabtu (14/11) waktu setempat.

Beberapa kota lain di AS melakukan pertemuan para pendukung Trump yang tidak mau menerima hasil electoral college yang menunjukan kemenangan untuk kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden. Teriakan “Hentikan Mencuri” dan “Hitung Setiap Suara” terus berlanjut meskipun tidak ada bukti penipuan pemilih atau masalah lain yang dapat membalikkan hasil.

Baca Juga

Wilayah Delray Beach, Florida, beberapa ratus orang berbaris, beberapa membawa tanda bertuliskan "Hitung Setiap Suara" dan "Kita Tidak Bisa Hidup Di Bawah Pemerintahan Marxis." Di Lansing, Michigan, pengunjuk rasa berkumpul di Capitol untuk mendengarkan pembicara meragukan hasil yang menunjukkan Biden memenangkan negara bagian dengan lebih dari 140.000 suara.

Polisi Phoenix memperkirakan 1.500 orang berkumpul di luar Arizona Capitol untuk memprotes kemenangan tipis Biden di negara bagian tersebut. Para pengunjuk rasa di Salem, Oregon, berkumpul di area Capitol.

Setelah malam tiba, demonstrasi yang relatif damai di Washington berubah dari tegang menjadi kekerasan.  Berbagai konfrontasi muncul ketika sekelompok kecil pendukung Trump berusaha memasuki daerah di sekitar Black Lives Matter Plaza, sekitar satu blok dari Gedung Putih, tempat beberapa ratus demonstran anti-Trump berkumpul.

Dalam pola yang terus berulang, para pendukung Trump yang mendekati daerah itu dilecehkan, disiram dengan air, dan melihat topi Make America Great Again (MAGA) dan bendera pro-Trump mereka dirampas dan dibakar, di tengah sorak-sorai. Saat malam tiba, beberapa garis polisi memisahkan kedua sisi.

Ketegangan berlanjut hingga Ahad (15/11) pagi. Berbagai tuduhan, termasuk penyerangan dan kepemilikan senjata, diajukan terhadap mereka yang ditangkap. Sebanyak dua petugas polisi terluka dan beberapa senjata api ditemukan oleh polisi.

Video yang diunggah di media sosial menunjukkan beberapa demonstran dari kubu berseberangan saling bertukar sikut, pukulan, dan tamparan. Seorang pria dengan pengeras suara berteriak "Keluar dari sini!" didorong ke jalan oleh seorang laki-laki yang kemudian dikelilingi oleh beberapa orang.

"Million MAGA March" dipromosikan secara gencar di media sosial, meningkatkan kekhawatiran bahwa hal itu dapat memicu konflik dengan demonstran anti-Trump. Kelompok ini telah berkumpul di dekat Gedung Putih di Black Lives Matter Plaza selama berminggu-minggu.

Dalam persiapan kondisi yang memburuk, polisi menutup sebagian besar pusat kota, tempat banyak toko dan kantor ditutup sejak Hari Pemilu pada 3 November. Direktur Badan Manajemen Darurat dan Keamanan Dalam Negeri, Chris Rodriguez, mengatakan polisi berpengalaman berusaha menjaga perdamaian.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement