Senin 16 Nov 2020 00:28 WIB

Indonesia Punya 2.193 Start Up, Modal Digitalisasi Ekonomi

Ekonomi digital harus bantu UMKM kawasan ASEAN untuk masuk dalam rantai pasok global.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi start up. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong digitalisasi ekonomi secara besar-besaran di kawasan ASEAN. Dalam sambutan ASEAN Bussiness and Investment Summit (ABIS) 2020, Jokowi melihat bahwa ASEAN tidak boleh sekadar menjadi pasar ekonomi digital, namun juga berperan sebagai pemain utama.
Foto: Humas UMM
Ilustrasi start up. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong digitalisasi ekonomi secara besar-besaran di kawasan ASEAN. Dalam sambutan ASEAN Bussiness and Investment Summit (ABIS) 2020, Jokowi melihat bahwa ASEAN tidak boleh sekadar menjadi pasar ekonomi digital, namun juga berperan sebagai pemain utama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong digitalisasi ekonomi secara besar-besaran di kawasan ASEAN. Dalam sambutan ASEAN Bussiness and Investment Summit (ABIS) 2020, Jokowi melihat bahwa ASEAN tidak boleh sekadar menjadi pasar ekonomi digital, namun juga berperan sebagai pemain utama. 

"Ekonomi digital harus membantu UMKM kawasan ASEAN untuk masuk dalam rantai pasok global. UMKM adalah tulang punggung ekonomi ASEAN. Karena UMKM mewakili 89-99 persen dari seluruh perusahaan di ASEAN," kata Jokowi, Sabtu (14/11) kemarin. 

Baca Juga

Jokowi menyebut, percepatan transformasi digital UMKM akan mendorong bangkitnya roda perekonomian kawasan. Apalagi ekonomi negara-negara ASEAN memang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19. 

Menurutnya, pemerintah masing-masing negara ASEAN harus punya andil yang lebih besar dalam mendorong transformasi digital. Hal ini, katanya, penting untuk menjadikan ASEAN kawasan digital friendly. 

"Indonesia sendiri memiliki ekosistem digital yang menjanjikan. Indonesia punya 2.193 start-up pada 2019, kelima terbesar di dunia. Indonesia juga memiliki 1 decacorn dan 4 unicorn," kata Jokowi. 

Menurutnya, ekosistem digital yang sudah dibangun Indonesia menjadi modal besar dalam memajukan digitalisasi ekonomi di ASEAN. 

"Sejak tahun 2018 Indonesia mengembangkan peta jalan making Indonesia 4.0. Kami membangun industri manufaktur dan pengembangan pusat informasi. Kami memberikan insentif fiskal berupa super tax deduction bagi industri yang berinvestasi di R&D," katanya.

Per Juni 2020, dilaporkan terdapat 441 juta orang atau sekitar 65 persen populasi di ASEAN adalah pengguna internet. Artinya, mereka sudah terakses dengan digitalisasi ekonomi. Ketergantungan dunia terhadap teknologi digital juga semakin tinggi. 

Di ASEAN sendiri, ujar Jokowi, potensi ekonomi digital bisa mencapai 200 miliar dolar AS pada 2025 mendatang. Sedangkan Indonesia, potensi ekonomi digital bisa menyentuh 133 miliar dolar AS pada tahun 2025 nanti.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement