REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin menegaskan dukungan bagi perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaan dan membentuk negara berdaulat. Dia mendorong Dewan Keamanan PBB berperan dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
"Malaysia tetap teguh dalam melawan penindasan terhadap Palestina. Malaysia tetap dalam solidaritas yang kuat dengan Palestina," kata Muhyiddin sebelum menghadiri 15th East Asia Summit (EAS) yang digelar di sela-sela KTT ASEAN ke-37 pada Sabtu (14/11), dilaporkan kantor berita Malaysia, Bernama.
Menurut dia, solusi dua negara memang menjadi satu-satunya cara yang adil untuk konflik Israel-Palestina. "Dukungan kami yang konsisten dan tegas untuk Palestina tetap solid dan berdiri pada posisinya bahwa satu-satunya solusi yang layak untuk konflik Israel-Palestina adalah melalui solusi dua-negara," ujarnya.
Terkait hal itu, dia mendorong Dewan Keamanan PBB terlibat dalam proses pembicaraan damai. Menurut Muhyiddin, Dewan Keamanan harus bertindak sebagai perantara yang jujur bagi konflik Israel-Palestina. Hal itu penting guna memastikan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan.
Saat ini tantangan Palestina untuk menjadi negara merdeka dan berdaulat kian besar. Hal itu disebabkan sudah adanya normalisasi diplomatik antara Israel dan tiga negara Muslim, yakni Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), dan Sudan. Palestina telah mengecam normalisasi tersebut dan memandangnya sebagai sebuah pengkhianatan terhadap perjuangannya.