Ahad 15 Nov 2020 18:43 WIB

IDI: Lonjakan Kasus Covid Akibat Mobilitas Masyarakat

Menurut IDI, garda terdepan pencegahan penularan Covid-19 adalah masyarakat.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
Sekjen PB IDI Adib Khumaidi, (kanan).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sekjen PB IDI Adib Khumaidi, (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus harian positif infeksi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) tercatat lebih dari 5.000 kasus dalam dua hari terakhir. Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai kenaikan kasus Covid-19 akibat mobilitas masyarakat.

"Positivity rate (Covid-19) sangat terpengaruh kondisi atau aktivitas masyarakat. Salah satu faktornya adalah mobilitas masyarakat, aktivitas yang berpotensi menjadi sumber penularan yaitu tidak menjaga jarak dengan baik dan berkerumun," kata Ketua Tim Mitigasi IDI Adib Khumaidi saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Perkembangan Penanganan Covid-19 dan Kepatuhan Protokol Kesehatan, Ahad (15/11) petang.

Baca Juga

Adib mencontohkan lonjakan kasus Covid-19 Mei 2020 lalu sebesar 20 persen, kemudian Agustus 10 persen, dan saat ini ada lonjakan kasus  ia menegaskan, garda terdepan penanganan Covid-19 adalah masyarakat. Menurutnya, mematuhi protokol seperti yang disampaikan pemerintah yaitu 3M termasuk mencuci tangan dengan sabun akan menurunkan penularan lebih dari 90 persen.

Artinya, dia menambahkan, perubahan perilaku masyarakat saat adaptasi kebiasaan baru (AKB) jadi hal yang penting sehingga hal-hal yang berpotensi menjadi sumber penularan bisa dihindari. Sedangkan tenaga kesehatan adalah benteng terakhir dan pihaknya berharap jangan sampai ada yang terinfeksi virus ini, kritis, kemudian meninggal. Ia optimistis kalau protokol kesehatan dipatuhi maka lonjakan kasus bisa ditekan.

"Kalau tidak mematuhi protokol kesehatan, lonjakan kasus meningkat dan terjadi risiko kematian tenaga kesehatan. IDI tidak berharap kalah dengan Covid-19, kita harus menang," katanya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih menambahkan, kasus Covid-19 yang meningkat akhir-akhir ini mengindikasikan penularan virus masih terjadi.

"Itu tandanya, kita belum selesai memerangi Covid-19," ujarnya.

Lebih lanjut pihaknya memohon kepada seluruh lapisan masyarakat supaya tidak memperberat situasi dan kasus Covid-19 menjadi lebih banyak. Menurutnya, penanganan Covid-19 3T yaitu testing, tracing, dan treatment itu dilakukan petugas kesehatan di rumah sakit. Tetapi pencegahan dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat yang saling gotong royong.

"Ini perang semesta terhadap Covid-19. Bersama-sama mencegah untuk tidak tertular," katanya.

Daeng meminta masyarakat menghindari kegiatan yang berpotensi menularkan virus, kerumunan karena penularan kasus Covid-19 bisa semakin banyak dan efeknya petugas kesehatan banyak tertular dan gugur. Meski tenaga kesehatan tidak akan mundur, IDI meminta masyarakat jangan hanya mengandalkan petugas kesehatan atau pemerintah karena ini pandemi.

"Jadi harus ada kesadaran seluruh lapisan masyarakat menerapkan protokol kesehatan supaya kita terhindar dari tertular Covid-19," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement