REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Java Festival Production selaku promotor penyelenggara Java Jazz Festival menyampaikan, kemungkinan event tersebut akan digelar pada Juni 2021. President Director of PT Java Festival Production, Dewi Gontha, mengatakan ada beberapa alasan terkait pemunduran jadwal event tahunan tersebut.
"Menurut kami kalau (digelar) pada Maret, misalnya rencana pemerintah berjalan itu agak terlalu dekat jadi kami mau sedikit mundur," kata Dewi dalam acara virtual 'Contact Music and Entertainment Week (End)', Ahad (15/11).
"Sama kejadian tahun ini adalah hujan badai pada Maret. Jadi lumayan Java Jazz hari terakhir terpengaruh. Kami bergeser karena cuaca," ujarnya lagi.
Dewi mengatakan Java Jazz 2021 akan tetap berjalan meski banyak tantangan yang dihadapi dan belum adanya kepastian mengenai kapan berakhirnya situasi pandemi Covid-19. "Karena Java Jazz itu mendatangkan musisi internasional, saat ini kami enggak tahu untuk 2021 mereka sudah bisa masuk atau tidak. Terus panduan melakukan protokol dari Kemenparekraf itu bisa diaplikasikan seratus persen," jelas Dewi.
Hal lain yang menjadi perhatian dalam rencana penyelenggaraan Java Jazz Festival 2021 adalah bagaimana meyakinkan penonton untuk hadir menyaksikan langsung di lokasi konser. "Apakah kami bisa meyakinkan penonton untuk hadir di sebuah ruang yang jumlahnya besar. Mereka udah berani enggak," kata dia.