Senin 16 Nov 2020 05:58 WIB

PM Inggris Jalani Isolasi Diri

PM Inggris melakukan isolasi setelah kontak dengan orang yang positif Covid-19

Rep: Reuters/Kamran Dikarma/ Red: Joko Sadewo
PM Inggris Boris Johnson isolasi mandiri karena kontak dengan orang yang positif covid-19. Foto PM Inggris Boris Johnson (ilustrasi)
Foto: Jason Alden/EPA
PM Inggris Boris Johnson isolasi mandiri karena kontak dengan orang yang positif covid-19. Foto PM Inggris Boris Johnson (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melakukan isolasi diri setelah melakukan kontak dengan seorang yang positif Covid-19. Sejauh ini dia dilaporkan belum memperlihatkan gejala apa pun.

"Dia (Johnson) akan terus bekerja dari Downing Street, termasuk memimpin respons pemerintah terhadap pandemi Covid-19," kata seorang juru bicara Johnson pada Ahad (15/11).

Menurut dia, saat ini Johnson dalam kondisi stabil. "Perdana Menteri baik-baik saja dan tidak memiliki gejala Covid-19," ujarnya.

Pada Maret lalu, Johnson sempat positif mengidap Covid-19. Awalnya, dia menjalani karantina mandiri di kediamannya. Namun karena gejala yang dideritanya tak kunjung membaik, Johnson akhirnya dipindahkan ke St. Thomas Hospital di London. Dia sempat dirawat di ruang perawatan intensif. Setelah sekitar dua pekan sejak dinyatakan positif Covid-19, Johnson akhirnya pulih.

Sejak 5 November, Inggris kembali menerapkan karantina wilayah (lockdown) skala nasional. Keputusan itu diambil setelah kasus Covid-19 di negara tersebut melampaui angka satu juta. "Sekarang adalah waktunya mengambil tindakan karena tidak ada alternatif," kata Johnson dalam sebuah konferensi pers pada 31 Oktober lalu.

Lockdown bakal diterapkan selama satu bulan. Setelah 2 Desember, Pemerintah Inggris akan melakukan pelonggaran secara bertahap. "Natal akan berbeda tahun ini, mungkin sangat berbeda, tapi ini adalah harapan dan keyakinan saya yang tulus bahwa dengan mengambil tindakan keras sekarang kita dapat memungkinkan keluarga di seluruh negeri untuk bersama," ujar Johnson, dikutip laman BBC.

Dia pun meminta maaf jika penerapan lockdown bakal berimbas besar terhadap bisnis. Namun Johnson menyebut pemerintah akan menghidupkan kembali skema subsidi upah darurat. Hal itu guna memastikan para pekerja yang diberhentikan sementara selama lockdown terbaru di seluruh Inggris menerima 80 persen gaji.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement