Senin 16 Nov 2020 09:29 WIB

Tekan Kredit Macet, BTN Recovery Asset Senilai Rp 430 Miliar

Asset Sales Festival digelar di 4 kota, yaitu Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berupaya mempercepat pemulihan aset senilai Rp 430 miliar. Salah satu yang dilakukan perseroan melalui kegiatan Asset Sales Festival sejak awal November 2020.
Foto: Istimewa
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berupaya mempercepat pemulihan aset senilai Rp 430 miliar. Salah satu yang dilakukan perseroan melalui kegiatan Asset Sales Festival sejak awal November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berupaya mempercepat pemulihan aset senilai Rp 430 miliar. Salah satu yang dilakukan perseroan melalui kegiatan Asset Sales Festival sejak awal November 2020.

Direktur Remedial and Wholesale Risk BTN Elisabeth Novie Riswanti mengatakan kegiatan tersebut digelar di empat kota besar di Indonesia antara lain Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar.

Baca Juga

“Acara Asset Sales Festival merupakan kelanjutan dari acara Asset Sales Festival yang sebelumnya diadakan di Jakarta pada Juli silam,” ujarnya, Senin (16/11).

Novie menjelaskan kegiatan Asset Sales Festival diselenggarakan secara offline dan online dengan mempertemukan investor, pengembang, penjual properti, dan calon pembeli untuk meraup keuntungan dalam bisnis properti. Aset properti yang ditawarkan tidak saja berasal dari kredit konsumer tetapi juga dari kredit komersial termasuk aset bermasalah kelolaan BTN Syariah.

“Kami rutin menggelar Asset Sales Festival untuk memberikan peluang emas kepada para investor maupun pengembang properti untuk berinvestasi pada aset-aset properti murah yang dapat dijadikan aset produktif,” ucapnya.

Menurut Novie minat masyarakat sebagai investor sangat tinggi dalam berinvestasi pada rumah-rumah yang bermasalah atau aset mangkrak. Perseroan pun tidak hanya mengajak investor atau developer yang sudah biasa berbisnis perumahan tetapi juga para nasabah prima atau deposan yang tertarik untuk mendapat untung dari bisnis rumah bermasalah. 

"Jadi opportunity bisnis juga sangat besar bagi rumah-rumah bermasalah, sehingga minat investor sangat besar," ucapnya.

Pada rangkaian acara Asset Sales Festival yang digelar di Medan pada awal November 2020 lalu, perseroan mencatatkan pembelian dari para investor sebesar Rp 70 miliar. Di Bandung, jumlah aset yang ditawarkan senilai Rp 1,2 triliun dengan jumlah 10 ribu unit yang mayoritas berupa aset rumah dan bangunan. 

Sedangkan di Surabaya dan Makassar, perseroan berencana menawarkan aset sebanyak 13.733 unit, dengan nilai total Rp 2 triliun berupa rumah, tanah, hotel, dan proyek perumahan.

“Dari sejumlah rangkaian acara investor yang kami gelar, yang paling diminati oleh investor adalah rumah baik tanah dan bangunannya dengan rentang nilai aset dari Rp 300 juta hingga Rp 500 juta dan sejumlah proyek perumahan. Pilihan tersebut menyesuaikan dengan permintaan pasar atas perumahan yang masih tinggi,” ucapnya.

Menurutnya para investor yang membeli properti diberikan fasilitas kemudahan dalam prosesnya karena mendapatkan manfaat produk kredit BTN untuk mendukung aset properti yang dibelinya, antara lain produk KPR Lelang, KMK Renovasi atau produk lain yang relevan untuk pengembangan aset tersebut.

“Perseroan akan terus melakukan penjualan aset-aset bermasalah yang tahun ini nilainya mencapai Rp 11,6 triliun. Adapun dari jumlah tersebut aset yang sudah siap untuk dijual sekitar Rp 7 triliun dan ditargetkan tahun ini bisa terjual sekitar Rp 2 triliun,” ucapnya.

Novie menyebut recovery aset yang baik, pada kuartal tiga 2020 perseroan mampu menurunkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) net pada level 2,26 persen dari posisi pada bulan yang sama tahun sebelumnya yang berada pada level 2,33 persen.

"Kita tahun ini benar-benar ingin menjual aset bermasalah, sehingga bisa menekan NPL," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement