Senin 16 Nov 2020 13:57 WIB

Pakar: Kesantunan Berkomunikasi Nilai Utama Kepemimpinan

Senyum adalah sarana termudah dan termurah untuk memberi sedekah.

Pakar komunikasi Dr Aqua Dwipayana.
Foto: Istimewa
Pakar komunikasi Dr Aqua Dwipayana.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kesantunan berkomunikasi, lurus dalam bersikap, memandang manusia secara sama tanpamembeda-bedakan, kepercayaan diri yang kuat, serta tekad dan niat yang konsisten membantu sesama, adalah nilai-nilai utama kepemimpinan yang sejatinya dibutuhkan saat ini. 

“Kita harus terus melakukan upaya-upaya menyemai nilai-nilai kebaikan dan prinsip-prinsip silaturahim sehingga semakin banyak orang yang menyimak dan kemudian juga terus menebar kebaikan demi kebaikan,” kata pakar komunikasi dan motivator nasional, Dr Aqua Dwipayana.

Ia mengemukakan hal itu saat menjadi pembicara tunggal Sharing Komunikasi dan Motivasi secara virtual pada Sabtu (14/11) malam. Acaranya dimulai pukul 19.00 WIB atau pukul 12.00 GMT dan diikuti para diaspora atau orang-orang Indonesia yang merantau di berbagai negara di dunia.

Seminar dengan aplikasi Zoom ini diikuti puluhan peserta dari berbagai kota besar di dunia. Ada yang tinggal di London, United Kingdom, Amsterdam (Belanda), Roma (Italia), Tiongkok, Singapura, Frankfurt (Jerman), dan lain-lain. 

Aqua menyampaikan materi dari hotel Kila Senggigi Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Gerakan Kebaikan Indonesia (GKI) yang mengundangnya untuk menyampaikan materi sharing bertajuk “Cara Memaafkan dan Mendoakan Mereka yang Membenci”.

Aqua menegaskan, semestinya memang setiap narasi atau bahkan praktik kebencian dibalas dengan kebaikan. Semua diniatkan dan dikembalikan kepada Tuhan Yang Mahakuasa. 

Diakuinya, memang bukan perkara yang mudah untuk menahan marah dengan tetap berbuat ramah. Apalagi kemudian membalasnya dengan hal yang sebaliknya. “Tidak semua orang memang mampu melakukannya, kecuali yang diberi kesabaran dan anugerah kebaikan,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Aqua menegskan,  dengan membiasakan diri menebar kebaikan, meski untuk hal-hal kecil sekalipun, bisa menjadi bagian dari upaya seseorang selalu membalas  apapun dengan kebaikan. Hal yang paling sederhana adalah dengan selalu tersenyum. 

“Itulah bagian terkecil dari upaya kita untuk menabar kebaikan. Senyum adalah sarana termudah dan termurah untuk memberi sedekah bagi orang di sekitar kita,” kata penulis buku super best seller “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” ini.

Setiap kebencian, sebaiknya dibalas dengan kebaikan. Tidak usah banyak bicara. Tunjukkan dengan contoh nyata. “Niatkan sepenuhnya ibadah. Semuanya karena Tuhan, bukan disebabkan manusia. Jadi setelah melakukannya pasrahkan seluruhnya pada Sang Pencipta,” ujarnya.

Perintis Gerakan Umrah Gratis The Power of Silaturahim ini juga mengutip peribahasa dari Minangkabau yang berbunyi “Alam Takambang Jadi Guru”. Secara filosofis, hal ini menggambarkan bahwa pelajaran tidak hanya didapatkan dari pendidikan formal saja. 

“Dengan mengamati alam kita juga dapat mendapatkan berbagai pelajaran. Kita juga dapat mengambil hikmah dari fenomena alam semesta atau dari pengalaman yang berlaku pada orang-orang di sekitar kita,” tuturnya.

Bagaimanapun,  kata Aqua, manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia selalu memerlukan manusia lain guna memenuhi kepentingan lahir maupun batinnya. “Kenyataan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri itulah, yang membuat kita harus selalu mengedepankan komunikasi positif dengan siapapun,” ujar Dr Aqua.

Lebih jauh disampaikan bahwa dalam berkegiatan dan berkehidupan, keikhlasan hati dengan meninggalkan dan menanggalkan "sampah-sampah" yang bisa mengotori hati adalah kemestian. Sikap ikhlas dalam pekerjaan maupun keseharian adalah bekerja atau beraktivitas secara totalitas dengan menggunakan hati dan jangan berpikir apa yang kita dapatkan. “Mulailah dengan sederhana, berdoa, dan mulai bekerja dengan tidak hitung-hitungan. Lakukan dengan penuh keyakinan dan insya Allah nanti kebaikan akan kita dapatkan. Yang terpenting semua diawali dengan iktikad dan prasangka yang baik dan positif,” ungkap  Aqua.

Ia menambahkan, kebahagiaan tidaklah identik menjadi milik mereka yang memiliki segalanya. Kebahagian justru hanya akan menghampiri mereka yang bersyukur atas apapun situasi dan kondisi yang dialaminya. “Oleh karena itu, hidup bahagia itu rumusnya syukur dan bekerja ikhlas,” kata Dr Aqua Dwipayana. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement