REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ratusan pendukung Arema, Aremania dan Aremanita, berkumpul melakukan aksi demonstrasi damai di depan Gedung DPRD Kota Malang, Jawa Timur, Senin (16/11). Mereka memohon kasus dualisme di klub sepak bola Arema segera usai. Koordinator Lapangan (Korlap) Andi Sinyo mengatakan, kasus dualisme PS Arema telah berlangsung lebih kurang sembilan tahun. Kasus ini dinilai telah mengancam hilangnya identitas asli klub Arema.
"Konflik dualisme PS Arema ini telah merusak pikiran, hati, jiwa, persaudaraan dan mencoreng nama baik masyarakat Malang Raya, khususnya Aremania di pentas panggung sepak bola Indonesia," ungkap Andi di Kota Malang, Senin (16/11).
Mempertimbangkan ketidakjelasan konflik ini akan berakhir, maka Aremania yang tergabung dalam pergerakan Make Malang Great Again meminta diadakan temu muka. Dengan kata lain, sebuah mediasi antara Organ Yayasan Arema yang didirikan pada 11 Agustus 1987 dengan perwakilan Aremania. Adapun Organ Yayasan Arema dimaksud semua pihak yang masih aktif atau tidak berdasarkan SK Menkumhqm tahun 2012.
"Yang setidaknya sampai tahun 2015 diakui Kemenkumham masih sah menjabat sebagai Organ Yayasan Arema," jelasnya.
Selain itu, Aremania juga meminta Organ Yayasan Arema 2009 menemui Aremania. Aremania ingin diadakan mediasi damai untuk kejelasan konflik dua Arema di Indonesia. Selanjutnya, juga memohon instansi di pemerintahan untuk memfasilitasi dan mendatangkan Organ Yayasan Arema bertemu dengan Aremania.
Mendengar aspirasi tersebut, Wali Kota Malang, Sutiaji mengaku menyanggupi permintaan Aremania. Pihaknya akan segera melacak dan mengundang Organ Yayasan Arema untuk mendapatkan informasi dari yang bersangkutan. "Setelah itu, tentu kami mediasi, itu sesungguhnya urusan internal kami akan lakukan mediasi," ucap Sutiaji.
Dari sisi pribadi, Sutiaji mengaku merasakan dan merindukan hal serupa dengan Aremania. Ia tidak ingin lagi terdapat dualisme klub Arema di Malang Raya. Masyarakat Malang Raya hanya membutuhkan satu Arema yang patut dibanggakan ke depannya.