Senin 16 Nov 2020 16:37 WIB

Venezuela Berencana Datangkan 10 Juta Dosis Vaksin Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim vaksin dari negaranya efektif 90 persen

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Seorang petugas kesehatan mengambil sampel darah untuk tes COVID-19 cepat dari pria yang bekerja menjual kue di pasar makanan Coche, Caracas, Venezuela, Selasa (23/6). Otoritas kesehatan menguji orang yang tiba di pasar sebagai tindakan pencegahan untuk membantu mengekang penyebaran virus Corona. (AP Photo/Ariana Cubillos)
Foto: AP/Ariana Cubillos
Seorang petugas kesehatan mengambil sampel darah untuk tes COVID-19 cepat dari pria yang bekerja menjual kue di pasar makanan Coche, Caracas, Venezuela, Selasa (23/6). Otoritas kesehatan menguji orang yang tiba di pasar sebagai tindakan pencegahan untuk membantu mengekang penyebaran virus Corona. (AP Photo/Ariana Cubillos)

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Venezuela berencana mendatangkan 10 juta dosis vaksin Covid-19 asal Rusia, Sputnik V. Caracas pun ingin memproduksi vaksin tersebut secara domestik.

"Kami memastikan bahwa kami menerima lebih dari 10 juta dosis vaksin pada trimester pertama tahun depan. Venezuela juga akan memproduksi vaksin Rusia di wilayahnya," kata Presiden Venezuela Nicolas Maduro dalam pidatonya pada Ahad (15/11), dikutip laman kantor berita Rusia TASS.

Baca Juga

Menurut Maduro, masalah pengiriman vaksin dari Rusia telah dibahas saat Plt Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez mengunjungi Moskow pada 12 November lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengatakan bahwa vaksin yang dikembangkan negaranya memiliki tingkat keefektifan 90 persen.

Vaksin Sputnik V telah diluncurkan untuk penggunaan domestik meskipun uji coba tahap akhir belum selesai. Selain Sputnik V, Rusia mengembangkan satu vaksin lainnya. Pekan lalu, Turki menyatakan minat untuk memproduksi Sputnik V di fasilitas domestik mereka.

"Kepala Kementerian Kesehatan Turki menyatakan minatnya untuk mengatur produksi vaksin Sputnik V di fasilitas produsen farmasi Turki, setelah studi toksikologi telah dilakukan, sebagaimana ditetapkan oleh undang-undang setempat," kata Kementerian Kesehatan Rusia dalam sebuah pernyataan pada 11 November lalu.

Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko disebut telah meyakinkan Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca tentang kesiapan untuk mengadakan tes semacam itu. Kementerian Kesehatan Turki masih menolak menguatkan klaim tersebut.

Namun, Koca telah mengonfirmasi bahwa dia memang telah melakukan pembicaraan via telepon dengan Murashko. “Kami bertukar pandangan tentang masalah di bidang kesehatan tempat kami bekerja sama, yaitu upaya vaksin Covid-19, dan operasi internasional yang kami ikuti,” kata Koca melalui akun Twitter pribadinya pada 10 November lalu. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement