Senin 16 Nov 2020 16:48 WIB

Pemkab Cirebon Evaluasi Penanganan Jenazah Positif Covid-19

Evaluasi itu menyusul sempat timbulnya permasalahan terkait hal tersebut.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Pemakaman jenazah Covid-19 (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Anindira Kintara
Pemakaman jenazah Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon mengevaluasi penguburan jenazah yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon. Evaluasi itu menyusul sempat timbulnya permasalahan terkait hal tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan mengatakan, evaluasi menyangkut SOP pemulasaran dan penguburan jenazah covid 19 di Kabupaten Cirebon. Selain menggunakan standar SOP yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dalam evaluasi tersebut juga akan dilakukan penambahan SOP pemulasaran dan penguburan jenazah dari Dinas Kesehatan.

Baca Juga

"SOP tersebut mengatur tentang penanganan jenazah terkonfirmasi Covid-19, yang meninggal di rumah sakit ataupun non rumah sakit," ujar Alex, akhir pekan kemarin.

Alex menjelaskan, dalam proses pengurusan jenazah terkonfirmasi Covid-19, untuk pemulasaran, akan dilakukan oleh rumah sakit rujukan yang sudah ditetapkan. Sedangkan untuk penguburan, akan dilakukan oleh tim relawan.

Alex mengungkapkan, saat ini sudah terbentuk tim relawan mulai dari tingkat kecamatan hingga desa. Dengan demikian, SOP bisa berjalan dengan baik. "SDM untuk relawan dan lainnya sudah ada. Karena sudah terbentuk hingga tingkat desa," cetus Alex.

Sementara itu, Bupati Cirebon, Imron, berharap, permasalahan dalam penguburan jenazah terkonfirmasi positif Covid-19 tidak terulang lagi. Dia menilai, banyak faktor yang membuat penanganan jenazah Covid-19 di Kabupaten Cirebon sempat ada yang terkendala. "Di antaranya, yaitu kurangnya komunikasi dan informasi yang disampaikan," kata Imron.

Selain itu, banyaknya informasi yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya, membuat pandangan masyarakat terkait Covid-19 menjadi bertolak belakang. Bahkan, tidak sedikit juga yang masih tidak percaya adanya Covid-19.

Apalagi, lanjut Imron, ada juga ahli yang menyatakan bahwa orang yang meninggal, maka virusnya juga ikut mati. Hal-hal seperti itu, yang membuat gejolak di masyarakat sehingga berimbas pada penolakan terkait penguburan jenazah Covid-19. "Sehingga, kita harus terus memberikan bimbingan kepada masyarakat, terkait Covid-19," tandas Imron.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement