REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Balitbang dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Totok Suprayitno, menegaskan, Asesmen Nasional (AN) tidak bisa dipelajari melalui bimbingan belajar. Sebab, soal-soal AN nantinya akan lebih berfokus pada penalaran dan berpikir kritis.
"Kita sudah mendengar, ada bimbel segala macam. Ini mohon Asesmen Nasional tidak disikapi berlebihan. Siswa, guru, orang tua, sekolah tidak perlu melakukan persiapan khusus untuk menghadapi AN seperti bimbel dan sebagainya," kata Totok, dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Senin (16/11).
Walaupun demikian, Totok mengatakan, ada hal-hal yang perlu disiapkan oleh guru dan sekolah terkait menghadapi AN. Menurutnya, guru sejak saat ini harus sudah mulai melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran dan asesmen.
Jika guru masih menggunakan sistem asesmen seperti UN, yaitu pilihan ganda dengan jawaban tunggal, maka sebaiknya segera diubah. Guru sebaiknya membuat sistem penilaian dengan lebih fokus pada penalaran siswa.
"(Guru) mulai mengubah paradigma, karena asesmen ini ingin mengubah paradigma dalam proses pembelajaran dan asesmen," kata Totok menjelaskan.
Sementara itu, sekolah diharapkan bisa memfasilitasi guru dalam melakukan refleksi dan perbaikan pembelajaran. Hasil AN nantinya juga bisa menjadi bahan evaluasi dan pengembangan program pembelajaran di sekolah.
"Dan untuk orang tua siswa, tidak perlu cemas mencari bimbel, karena dijamin bahwa soal-soal asesmen nasional ini tidak bisa dibimbelkan," ujar dia menambahkan.