REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyerang Gabon Pierre-Emerick Aubameyang mengungkapkan kekesalannya media sosial setelah timnya takluk dari Gambia 1-2 pada laga kualifikasi Piala Afrika 2021, Senin (16/11). Sebab, Aubameyang menilai faktor non-teknis lebih kental dalam kekalahan Gabon tersebut.
Para pemain Gabon tertahan di Bandara Internasional Banjul di Gambia selama enam jam. Para pemain yang kelelahan menunggu sampai harus berbaring di lantai bandara.
Menurut laporan Reuters, delegasi Gabon diberitahu bahwa mereka harus tetap tinggal di bandara karena masalah administratif. Namun Gabon akhirnya diizinkan untuk pergi setelah intervensi pemerintah.
"Ini tidak akan menurunkan motivasi, kami tetapi orang-orang perlu tahu dan terutama bahwa @CAF_Online mengambil tanggung jawab ini," tulis Aubameyang di Twitter, dikutip dari Standard, Selasa (17/11).
Ia kesal dan mengeluhkan cara-cara seperti itu seperti kembali ke era 1990-an. "(Ini) 2020 dan kami ingin Afrika tumbuh, bukan begitu cara kami mencapainya!!" tulisnya.
Aubameyang juga mengirim cuitan geram secara terpisah ke akun resmi Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF). Ia juga mempertanyakan alasan Gambia sampai menahan paspor mereka selama berjam-jam sehingga 'tersandera' di bandara.
"Mereka menahan kami di bandara, apakah kami disandera atau apa? Apakah kalian akan menutup mata? Ingin melihat episode berikutnya dari film ini," tulisnya.
Aubameyang kemudian mencuit pada jam 6 pagi waktu setempat bahwa tim Gabon akhirnya naik bus mereka dari bandara, hanya 10 jam sebelum pertandingan dimulai. Istirahat yang terganggu ditengarai menjadi salah satu penyebab kekalahan Gabon.