Selasa 17 Nov 2020 11:12 WIB

Agar Pancasila Diamalkan dalam Kehidupan Sehari-hari

Perlu keikhlasan seluruh komponen bangsa untuk merealisasikan Pancasila.

Agar Pancasila Diamalkan dalam Kehidupan Sehari-hari
Foto: Muhammad Hafil / Republika
Agar Pancasila Diamalkan dalam Kehidupan Sehari-hari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi II DPR dari dapil DI Yogyakarta H Sukamto mengatakan, saat ini nilai-nilai Pancasila seolah tergerus dalam kehidupan sehari-hari. Ini terjadi sejak peristiwa reformasi pada 1998 lalu dan masih terasa hingga saat ini.

Ada pihak-pihak yang ingin mengajak masyarakat untuk meninggalkan Pancasila, dan menggantikannya dengan ideologi lain. Sehingga, menjadikan Pancasila sebagai sumber hukum di Indonesia menjadi lebih sulit.

Baca Juga

Karena itu, Sukamto memberikan beberapa solusi agar Pancasila bisa diamalkan dan direalisasiakan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, diperlukan keikhlasan seluruh komponen bangsa untuk menerima dan merealisasikan Pancasila dalam setiap kehidupan berbangsa dan bernegara. Serta, tidak perlu dimunculkan keyakinan mengganti Pancasila dengan ideologi lain.

Kedua, memahami dan menghayati Pancasila dalam kehidupan sehari-hari secara komprehensif. Ini wajib untuk semua pihak mulai dari rakyat hingga seluruh aparatur negara.

Ketiga, mengoperasionalkan seluruh sistem nilai Pancasila dalam segala level kehidupan sosial masyarakat. Baik pada sistem nilai maupun sistem dalam kelembagaan negara.

"Dalam hal ini negara tak bisa memaksakan Pancasila kepada rakyat jika negara tidak bisa mengonstruksikan Pancasila dalam kelembagaan negara sesuai dengan nilai-nilai Pancasila," kata Sukamto saat menjadi pembicara dalam kegiatan bertajuk Dialog Jejaring Pancamandala; Membangun Sinergitas Membumikan Pancasila di Provinsi DI Yogyakarta, di Yogyakarta, Selasa (17/11).

 

Untuk itu, perlu pengenalan Pancasila secara historis, kultural, sosiologis, dan filosofis. Dalam hal ini, kata Sukamto, BPIP sangat penting dan harus berbuat untuk pembumian Pancasila di masyarakat.

Untuk diketahui, kegiatan dialog yang diselenggarakan di Yogyakarta oleh BPIP ini menghadirkan banyak peserta. Utamanya yaitu dari unsur Pancamandala, yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media yang ada di Yogyakarta.

Sementara, sejumlah tokoh juga menghadiri acara ini. Di antaranya yaitu Anggota DPR dari Yogyakarta H Sukamto, Plt Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP Prof Adji Samekto, Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Dr Al Makin, dua orang Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo dan Dr Lia Kian, Direktur Bina Ideologi Karakter dan Wawasan Kebangsaan Kemendagri yang diwakilikan oleh Eka Endamia Surbakti, dan Kepala Badan Kesbangpol DI Yogyakarta Dewo Isnu Broto.

Sementara, Plt Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Prof Adji Samekto mengatakan, substansi dari nilai-nilai Pancasila memang sering dilupakan orang. Lebih-lebih, setelah BP7 dibubarkan pada 1999 kemudian ada semacam upaya untuk melupakan ideologi bangsa ini yang sejatinya adalah ideologi warisan leluhur bangsa.

Namun, untuk kembali merevitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, bukan sesuatu yang mudah. Diperlukan konsistensi untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila itu. 

BPIP, lanjut Adji, sebagai lembaga baru yang baru tidak mungkin bekerja sendirian untuk membina ideologi Pancasila kepada masyarkaat. Karena itu, dibutuhkan kemitraan dengan komponen masyarakat lainnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement