Selasa 17 Nov 2020 19:07 WIB

Pejabat Tinggi tak Termasuk Tersangka Ledakan Lebanon

Banyak pejabat tinggi yang berpotensi sebagai tersangka ledakan pelabuhan Lebanon

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Asap mengepul dari lokasi ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020).
Foto: WAEL HAMZEH/EPA
Asap mengepul dari lokasi ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Menteri dan kepala keamanan Lebanon yang menjabat saat ini dan tahun sebelumnya diinterogasi sebagai saksi, bukan sebagai tersangka atas ledakan di pelabuhan Beirut Agustus lalu. Padahal, banyak pejabat tinggi yang berpotensi sebagai tersangka karena perannya mengetahui bahan yang mudah meledak di pelabuhan Beirut.

Pejabat tinggi tersebut termasuk menteri keuangan, pekerjaan umum dan keadilan, bahkan presiden dan perdana menteri Lebanon yang mengetahui keberadaan bahan-bahan yang mudah menguap di tahun sebelum ledakan. Namun tidak ada yang secara resmi dianggap sebagai tersangka oleh penyidik utama di pengadilan Lebanon, Hakim Fadi Sawan.

Baca Juga

Serupa dengan Sawan, laporan Information Branch tidak meminta pertanggungjawaban menteri pekerjaan umum, keuangan, atau kehakiman saat ini atau sebelumnya atas ledakan tersebut. Sawan menganggap mereka di luar jangkauannya karena kekebalan dari tuntutan yang dinikmati para pejabat tinggi.

Sementara mereka yang telah ditahan didakwa dengan kelalaian yang disengaja, sebuah kejahatan yang dapat dihukum dengan hukuman penjara maksimal lima tahun. Sawan dikabarkan terganggu dengan kesimpulan yang diambil dalam laporan Information Branch, terutama bagian yang memberikan tanggung jawab atas ledakan tersebut. Menurutnya itu adalah hak prerogatifnya sebagai penyidik utama.

Harian lokal Al-Akhbar melaporkan Sawan telah memutus komunikasi dengan Information Branch setelah meninjau laporan tersebut. Sumber pengadilan kedua mengatakan Sawan terkejut dengan kedalaman investigasi badan intelijen. Sawan meyakini itu adalah peran pengadilan untuk memberikan tanggung jawab, bukan pada badan keamanan.

Sawan merupakan seorang hakim investigasi di pengadilan militer Lebanon. Dia merupakan pilihan ketiga untuk memimpin penyelidik dalam ledakan tersebut. Dewan hakim yang memilihnya diangkat mayoritas oleh cabang eksekutif Lebanon.

Mereka menolak proposal awal menteri kehakiman agar hakim yang dikenal independen memimpin penyelidikan. Sawan kini masih menunggu kedatangan laporan ahli Prancis tentang penyebab ledakan sebelum dia menyimpulkan penyelidikan dan mengeluarkan dakwaan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement