REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senator dari Partai Demokrat Amerika Serikat (AS) meminta Facebook berbuat lebih banyak untuk mengurangi penyebaran kefanatikan anti-Muslim. Permintaan ini setelah raksasa media sosial itu dikritik karena gagal menangani serangan terhadap Muslim pada beberapa kesempatan, termasuk kasus penembakan di Christchurch.
Dalam sebuah surat yang dikirim ke Facebook kepada CEO Mark Zuckerberg pada Senin (16/11), sebanyak 15 Senator mengatakan platform tersebut perlu segera menegakkan standar komunitasnya untuk mengatasi kebencian anti-Muslim. Mereka meminta Facebook melarang penggunaan halaman aplikasi untuk tujuan pelecehan, pengorganisasian, dan kekerasan terhadap komunitas Muslim.
Surat itu juga mengatakan Facebook tidak mengambil langkah yang tepat untuk menegakkan kebijakan seruan untuk bersenjata saat demonstrasi di masjid. Sebuah aturan yang berlangsung selama setahun yang menganjurkan orang membawa senjata ke masjid dan tempat ibadah lainnya.
"Kami menyadari Facebook telah mengumumkan upaya untuk menangani konten anti-Muslim di beberapa area ini. Namun, tidak jelas apakah perusahaan memiliki posisi yang lebih baik untuk mencegah pelanggaran hak asasi manusia lebih lanjut dan kekerasan terhadap minoritas Muslim saat ini," kata surat yang ditandatangani oleh Senator Chris Coons, Elizabeth Warren, Bernie Sanders dan 12 lainnya dilansir di Middle East Eye, Selasa (17/11).
Audit hak sipil independen dari perusahaan media sosial yang dirilis pada Juli menguraikan, meskipun memiliki kebijakan yang melarang ujaran kebencian terhadap kelompok agama, insiden ujaran kebencian terus berlanjut di Facebook. Muslim Advocates, sebuah kelompok hak asasi yang menyerukan audit dua tahun lalu, berterima kasih kepada para senator karena telah menulis surat tersebut.