REPUBLIKA.CO.ID, DOHA - Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menilai negara-negara Arab yang menjalin hubungan dengan Israel merusak upaya Palestina membentuk negara yang merdeka. Seperti diketahui, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, serta Sudan telah menormalkan hubungannya dengan Israel yang ditengahi oleh pemerintahan Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Saya pikir lebih baik memiliki front (Arab) yang bersatu untuk menempatkan kepentingan Palestina (pertama) untuk mengakhiri pendudukan (Israel)," kata Sheikh Mohammed kepada Forum Keamanan Global daring pada Senin dikutip laman Aljazirah, Selasa (17/11).
Syeikh Muhammad mengatakan perpecahan bukan untuk upaya bersama Arab membuat Israel bernegosiasi dengan Palestina dan menyelesaikan konflik selama puluhan tahun. "Namun, bagi negara-negara yang menjalin hubungan, pada akhirnya terserah mereka untuk memutuskan apa yang terbaik untuk negara mereka," katanya.
Palestina telah mengecam kesepakatan negara-negara Arab dan Israel sebagai "tikaman dari belakang" dan pengkhianatan atas tujuan mereka. Palestina khawatir langkah Bahrain dan UEA akan melemahkan posisi pan-Arab yang telah lama ada.
UEA, Bahrain, dan Sudan mematahkan posisi ini. Dalam normalisasinya dengan Israel, ketiga negara itu menuntut penarikan Israel dari wilayah yang sudah diduduki secara ilegal dan penerimaan kenegaraan Palestina sebagai imbalan untuk hubungan normal dengan negara-negara Arab.
Pejabat UEA mengatakan negara Teluk tetap berkomitmen pada kenegaraan Palestina. Menurut UEA kesepakatannya dengan Israel telah menghentikan pencaplokan lebih lanjut atas tanah yang diinginkan Palestina untuk sebuah negara.
Hingga tahun ini, Israel hanya memiliki hubungan formal dengan dua negara Arab yakni Mesir dan Yordania yang dibangun berdasarkan kesepakatan damai yang dicapai beberapa dekade lalu. Para pejabat AS dan Israel mengatakan lebih banyak negara Arab dapat segera menyusul setelah kesepakatan UEA, Bahrain, dan Sudan.
Sheikh Mohammed mengatakan Doha memelihara beberapa hubungan dengan Israel, meskipun hanya pada hal-hal yang menyangkut Palestina, seperti kebutuhan kemanusiaan atau proyek pembangunan. Qatar juga mendukung solusi dua negara dengan Yerusalem Timur yang diduduki sebagai ibu kota negara Palestina.