REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Puluhan rumah di Kampung Nyalindung, Desa Sukamantri, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor rusak pasca diterpa angin kencang atau puting beliung. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (17/11) sekitar pukul 15.30 WIB.
Berdasarkan data sementara dari Ketua RT 02/ RW 03 Desa Sukamantri, Sri Wahyu Ali mengatakan ada 46 rumah yang terkena imbas dari angin puting beliung. “Imbasnya di RT 02 rusak rumah ada 46, tapi tidak ada jatuh korban jiwa,” ujar Sri Wahyu ketika ditemui Republika.co.id di lokasi, Selasa (17/11).
Saat ini, lanjutnya, kerugian materi belum bisa dihitung. Hanya saja, jika diperkirakan rumah-rumah warga yang terdampak mengalami kerusakan sedang dan parah.
Dia mengatakan, pihak aparat akan segera mendata ulang tingkat kerusakan rumah warga pada esok hari. Apalagi, saat ini yang baru terdata adalah rumah-rumah di RT 02. “Kerugian materi belum bisa dihitung, baru besok mungkin dengan aparat didata mana yang ringan, sedang, dan berat,” kata Sri Wahyu.
Salah seorang warga sekitar, Hepid (27 tahun) menyaksikan angin berputar selama sekitar lima menit dan berpindah-pindah. Setelah sempat reda selama 10 menit, angin kembali datang. “Anginnya pindah-pindah, muter lima menit, terus sempat reda 10 menit. Enggak berapa lama datang lagi angin,” kata Hepid.
Dia menjelaskan, setelah kejadian angin berputar disertai hujan deras berhenti, banyak atap rumah warga mengalami kerusakan parah. Ditambah beberapa bangunan rumah roboh.
Rumah salah seorang warga, Hendra (33 tahun) menjadi salah satu rumah yang mengalami kerusakan pasca angin puting beliung. Mulanya, Hendra sempat menyaksikan angin tiba-tiba bergerak makin kencang dan berputar.
Beberapa pohon tumbang diterpa angin, kemudian disusul oleh asbes atap rumahnya berterbangan. Tidak berapa lama kemudian, lanjut Hendra, tembok bagian belakang rumahnya pun ambruk. “Waktu kejadian saya lagi di luar, tapi saya lihat angin tiba-tiba kencang terus pohon dan rumah pada ambruk,” ujarnya.
Setelah kejadian tersebut, warga berbondong-bondong membantu Hendra membersihkan puing-puing rumahnya. Pihak RT setempat juga telah mendata kerusakan di rumah Hendra.
Dalam pantauan Republika.co.id, lantai rumah Hendra becek karena hujan masuk ke rumahnya melalui atap yang bolong. Beberapa perabotan rumah yang bisa diselamatkan pun tampak ditutupi oleh kain. Dari sisi tembok yang bolong, terlihat beberapa pohon yang tumbang.
Dengan kondisi rumah yang demikian, saat ini Hendra berencana untuk mengungsi ke rumah orangtuanya yang tidak jauh dari sana. “Tapi alhamdulillah (warga) enggak ada yang kena,” ucapnya.
Selain rumah Hendra, sejumlah rumah warga di Kampung Nyalindung mengalami kerusakan, terutama di bagian atap yang tampak bolong dan genteng bergeser. Beberapa pohon di pinggir jalan tumbang dan menimpa sebuah mobil yang terparkir.
Sekitar pukul 18.00 WIB, kondisi kampung tersebut tampak gelap. Berdasarkan keterangan warga, meski listrik di rumah warga sudah menyala, namun lampu penerangan jalan sudah mati sejak angin dan hujan deras datang.