REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tani Center IPB University menggelar lokakarya terbuka dengan tema “Merajut Kolaborasi, Mengabdi Pertiwi” secara daring akhir pekan lalu.
Tani Center adalah wajah IPB University bagi para petani Indonesia. Unit ini juga memiliki tugas menyapa, mendampingi, dan berkomunikasi sekaligus menjadi duta IPB University di kalangan petani. Untuk itu, Tani Center melakukan berbagai cara pada era digital ini untuk membangun cara komunikasi baru dengan paradigma yang berbeda dengan masa dahulu.
“Kami menyambut baik acara ini. Adapun aplikasi Digitani ini merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Tani Center sebagai bentuk diseminasi dan penyuluhan kepada para petani melalui komunikasi digital,” kata Dr Ernan Rustiadi, kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University.
Sementara itu, Rektor IPB University, Prof Arif Satria menyampaikan bahwa Tani Center adalah upaya IPB University dalam memberi nilai tambah yang besar kepada Indonesia bahkan untuk menjadi pusat pendidikan pertanian dunia ketiga.
Pada kesempatan tersebut, website Digitani diluncurkan menyusul aplikasi Digitani yang sudah lebih dulu diluncurkan. Tani Center memiliki gagasan untuk membuat para petani bisa konsultasi kapanpun dengan para peneliti IPB University baik offline maupun online.
“Kalau dulu, petani lihat hama tanaman harus mengambil daunnya kemudian mendatangi kantor pertanian dan perlu waktu dua minggu untuk mengetahui penyakitnya, tapi dengan teknologi pertanian 4.0 melalui smartphone maka dalam sepuluh detik sudah diketahui penyakitnya,” ujar Prof Arif dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Lebih lanjut ia menerangkan, ini adalah upaya IPB University menjadi institusi yang terus menebar harapan dan inspirasi bagi dunia pertanian. Pasalnya, pertanian merupakan dunia yang sangat penting bagi kelangsungan hidup, lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya. Prof Arif juga menyayangkan banyak pihak yang pesimistis dengan pertanian 4.0, padahal petani di Indonesia adalah para pembelajar.
“Kita seringkali meremehkan para petani. Kalau kita bayangkan petani usia 60 tahun dengan pendidikan yang rendah, semua kalangan di mana pun akan sama. Namun para petani dan nelayan muda kita, handphone-nya saja bahkan lebih canggih dari saya,” kata Prof Arif meyakinkan.
Dalam kesempatan yang sama, Dr Hermanu Triwidodo, kepala Tani Center turut memaparkan program-program yang akan direalisasikan pada tahun 2021. Ia mengatakan beberapa program tersebut adalah program Infrastruktur Tani Center. Pada program ini akan dibangun Agro Ecological Park, model pertanian 4.0, program Big data dengan memasilitasi penyusunan big data dan data desa presisi.
“Program sumberdaya manusia dengan pelatihan internal dan kompetisi pengembangan pertanian dan perdesaan. Program layanan Tani Center adalah program utama berupa pelatihan, pendampingan, konsultasi dan advokasi,” papar Dr Hermanu.
Program berikutnya adalah Digitani yang berupa pengembangan website, aplikasi, sosial media, serta e-commerce Digitani. Sementara program akademi berupa layanan fasilitasi enrichment course dan layanan kampus merdeka. Program terakhir adalah program pendanaan untuk keberjalanan program-program Tani Center melalui e-commerce, pemasangan iklan, dan sebagainya.