REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA — Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan kasus infeksi Covid-19 dan kematian akibat penyakit ini masih mengalami peningkatan secara global. Karena itu, ia menegaskan bahwa negaranya membutuhkan tindakan lebih ketat untuk mengendalikan penyebaran wabah.
“Kami telah menganalisis secara rinci langkah-langkah pembatasan yang diperlukan, menunjukkan bahwa faktor utama dalam peningkatan kasus adalah mobilitas dan kehadiran orang dalam pertemuan massal, dan memutuskan untuk menyarankan untuk menerapkan langkah-langkah konkret untuk mencegah penyebaran penyakit,” ujar Koca seperti dilansir Ahval News, Selasa (17/11).
Meski demikian, Koca tidak menyebut secara rinci mengenai langkah-langkah yang akan dilaksanakan Turki. Otoritas di Istanbul, salah satu kota terbesar di negara itu, sebelumnya mengumumkan tindakan lebih lanjut untuk menghentikan penyebaran Covid-19 pada Selasa (17/11).
Tindakan yang diumumkan tersebut di antaranya adalah penutupan museum serta seluruh fasilitas budaya, seni, dan olahraga. Pelatihan kejuruan juga akan ditunda mulai Kamis (19/11) besok.
Menurut Wali Kota Istanbul Ekrem İmamoğlu, pemerintah terlalu lambat dalam merespons peningkatan kasus Covid-19. Ia menyebut angka kematian telah meningkat ke level tertinggi sejak wabah memasuki Turki pada Maret.
İmamoğlu mengatakan sejumlah fasilitas pemakaman di Istanbul telah mencatat 164 kematian karena Covid-19 pada 14 November lalu. Sementara pada hari yang sama, terdapat 92 kematian akibat penyakit yang menjadi pandemi ini.
Hingga Selasa (17/11), Turki melaporkan 417.594 kasus Covid-19 dan 11.601 kematian, termasuk di antaranya adalah 63 dokter dan 90 petugas kesehatan lainnya. Sementara, jumlah kasus aktif naik menjadi 49.618. Jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari penyakit ini di negara itu adalah 356.375 orang.