REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora RI, Chandra Bhakti melakukan rapat dengan perwakilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tentang hasil kajian bantuan pemerintah bidang di kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (17/11).
Chandra menjelaskan lima program prioritas Kemenpora 2020-2024. Ia juga menyampaikan desain prestasi olahraga nasional dengan menerapkan sport science mulai dari identifikasi,pPengembangan bakat dan peningkatan prestasi olahraga berdasarkan tahapan Long Term Athlete Development (LTAD), pembentukan atlet berprestasi di tingkat internasional, peningkatan kualitas dan kuantitas SDM tenaga keolahrgaan.
Namun demikian, menurutnya masih ada beberapa permasalahan dalam pembinaan pembinaan olahraga prestasi Indonesia. Antara lain dikarenakan sport science belum diimplementasikan secara menyeluruh, optimal, efektif dan efisien.
"SDM Keolahragaan belum memenuhi secara jumlah dan mutu. Sistem pendidikan dan pelatihan SDM Keolahragaan belum dikembangkan secara intensif, berjenjang, dan berkelanjutan dari tingkat daerah, nasional dan internasional," katanya dalam keterangan pers yang diterima Republika, Selasa (17/11).
Selain program prioritas, dalam pertemuan ini Chandra memaparkan beberapa terobosan dalam tata kelola di Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga. Di antaranya, mekanisme pengawasan anggaran fasilitasi untuk cabor dengan aplikasi digital serta pengembangan e-proposal dan data base atlet.
Sementara itu Kasatgas IV KPK Kunto A meminta kepada Kemenpora RI agar transparansi publikasi kepada masyarakat melalui media bisa dibuat dalam satu website khusus yang bisa dimulai dari atlet, pengajuan proposal, sampai penggunaan anggaran.
"Dengan demikian masyarakat bisa tahu sekaligus mengontrol pengunaan anggaran cabor yang memperoleh bantuan dari Kemenpora RI, " katanya.