Rabu 18 Nov 2020 13:26 WIB

Struktur Galaksi Ternyata Mirip Otak Manusia

Ilmuwan fokus pada dinamika jaringan untuk melihat kesamaan otak dan galaksi.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Kemiripan struktur otak dan galaksi.
Foto: plos biology
Kemiripan struktur otak dan galaksi.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Struktur galaksi di alam semesta ternyata mirip otak manusia. Pada jarak yang sangat jauh, galaksi diatur dalam struktur filamen, node, dan void yang secara kolektif dikenal sebagai jaring kosmik. Di dalam otak manusia, neuron juga diatur dalam jaringan filamen dan node.

Kemiripan ini telah lama membuat penasaran para ilmuwan, seniman, dan masyarakat umum. Sekarang, penelitian baru yang diterbitkan di Frontiers in Physics menunjukkan kedua sistem itu jauh lebih mirip dari yang kita duga, dilansir di IFL Science, Rabu (18/11).

Baca Juga

Dua peneliti Italia, seorang astrofisikawan dan ahli bedah saraf, melakukan penelitian untuk melihat apakah kesamaan visual memiliki hubungan yang lebih dalam. Neuron dan galaksi adalah sistem yang sangat berbeda yang mengatur dirinya sendiri menjadi struktur besar, yang menurut penelitian tim dibentuk oleh prinsip dasar yang serupa.

Karya ini tidak menyatakan bahwa kita memiliki alam semesta di tengkorak kita atau bahwa kosmos adalah otak raksasa. Sebaliknya, ini berfokus pada properti dinamika jaringan.

Sebagian besar hubungan antara otak dan kosmos hanyalah kebetulan. Otak rata-rata memiliki 69 miliar neuron. Dahulu, perkiraan jumlah galaksi di alam semesta adalah 100 miliar, tetapi sekarang diperkirakan 20 kali lebih besar.

Sekitar 77 persen massa otak adalah air. Sekitar 70 persen dari materi energi alam semesta adalah energi gelap.

Tetapi mengingat tampilannya yang mirip, apakah jaringannya dibangun dengan cara yang sama? Para peneliti berpikir demikian.

Dalam astronomi, para ilmuwan terbiasa menghitung spektrum kekuatan web kosmik. Ini merupakan teknik matematika yang memberikan pemahaman tentang bagaimana galaksi didistribusikan di ruang angkasa.

Menerapkan teknik yang sama ke otak bukanlah hal yang mudah. Tim peneliti harus menyederhanakan masalah. Mereka tidak melacak koneksi mendetail antara neuron, melainkan melacak kedekatannya.

Mempertimbangkan keterbatasan, para peneliti menemukan bahwa jaringan saraf otak kecil pada skala antara 1 dan 100 mikron diatur dengan cara yang mirip dengan jaringan kosmik pada skala antara 5 juta dan 500 juta tahun cahaya.

Penemuan tersebut tentunya menggelitik. Meskipun skala yang sangat berbeda dan kekuatan fisik yang berbeda membentuk jaringan, mereka mengaturnya dengan cara yang sama. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana ini bisa terjadi? Kita belum punya jawaban untuk itu.

Baik alam semesta maupun otak kita tetap misterius. Model standar kosmologi memiliki banyak ketidakpastian, seperti apa itu materi gelap dan energi gelap.

Ketika berbicara tentang otak, kita hanya sekarang meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana koneksi terbentuk dan bagaimana jaringan saraf berkembang secara keseluruhan. Data baru tentang otak dan alam semesta diperlukan untuk sepenuhnya memahami bagaimana jaringan seperti ini terbentuk sejak awal.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement