REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang mengamati dengan cermat kondisi hak asasi manusia di wilayah Xinjiang China dengan prihatin. Demikian disampaikan juru bicara pemerintah Jepang Katsunobu Kato pada Rabu.
"Jepang meyakini pentingnya bahwa kebebasan, penghormatan terhadap hak asasi manusia dan supremasi hukum yang universal dalam komunitas internasional, juga dijamin di China," ujar kepala sekretaris kabinet Katsunobu Kato dalam sebuah konferensi pers.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa lebih dari satu juta warga Muslim telah ditahan di Xinjiang, yakni wilayah di China yang disebut para aktivis tempat kejahatan terhadap kemanusiaan.
China membantah adanya pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Muslim di Xinjiang. Pemerintah China mengatakan kamp-kamp di Xinjiang berfungsi untuk memberikan pelatihan kejuruan dan membantu memerangi ekstremisme.