Rabu 18 Nov 2020 16:04 WIB

Bank Mandiri Catat Peningkatan Transaksi Digital 96 Persen

Fungsi ATM sudah berganti, 75 persen hanya digunakan untuk tarik tunai.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Maskot Mandiri COVID Rangers berpose di area anjungan tunai mandiri (ATM) Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (21/7). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat sebanyak 96 persen masyarakat menggunakan transaksi secara digital atau e-channel. Fungsi ATM sudah berganti, 75 persen hanya digunakan untuk tarik tunai.
Foto: ANTARA/Puspa Perwitasari
Maskot Mandiri COVID Rangers berpose di area anjungan tunai mandiri (ATM) Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (21/7). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat sebanyak 96 persen masyarakat menggunakan transaksi secara digital atau e-channel. Fungsi ATM sudah berganti, 75 persen hanya digunakan untuk tarik tunai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat sebanyak 96 persen masyarakat menggunakan transaksi secara digital atau e-channel. Adapun peningkatan ini telah mengubah kebiasaan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Senior Vice President Digital Banking Bank Mandiri Sunarto Xie mengatakan layanan e-channel Bank Mandiri terdiri dari internet banking, mobile banking dan juga Mandiri Online. “Dalam masa-masa pandemi seperti ini transaksi-transaksi mobile banking itu justru naik. Jika dilihat statistik Bank Mandiri sekarang hanya empat persen transaksi yang dilakukan di cabang, sedangkan 96 persen dilakukan e-channel,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (18/11).

Baca Juga

Tak hanya itu saja, menurutnya saat ini fungsi ATM sudah bergeser dari fungsi awal yang biasanya digunakan untuk transfer hingga pembayaran lainnya. Kini dengan hadirnya mobile banking masyarakat bisa melakukan transfer, pembayaran dan pembelian apapun melalui smartphone masing-masing.

“Transaksi ATM Bank Mandiri 75 persen hanya digunakan untuk tarik tunai artinya hampir semua transaksi non cash sudah kita pindah slowly ke mobile,” ucapnya.

Sunarto menyebut saat ini transaksi digital semakin meningkat dengan berubahnya perilaku nasabah yang menuntut layanan perbankan serba cepat, praktis, dan tersedia kapan saja. Bahkan Bank Mandiri telah menaikkan kapasitas core banking hingga 2,7 kali agar dapat menampung transaksi digital.

“Dalam dunia digital, kita tidak bisa memperkirakan arus transaksi digital. Oleh karena itu, kita persiapkan platform Bank Mandiri untuk menghadapi arus-arus transaksi digital yang tidak bisa kita perkirakan,” ucapnya.

Ke depan Bank Mandiri berupaya melakukan perbaikan-perbaikan untuk menjadi traditional bank dengan ekosistem digital yang kuat. Adapun tujuannya agar Traditional Bank, seperti Bank Mandiri dapat terus relevan di dunia digital yang semakin dinamis.

“Bank Mandiri terus melakukan perbaikan-perbaikan pada setiap layanan. Kami tidak membangun ekosistem digital dari awal. Melainkan, kami melihat kekuatan kita dimana dan terus memperkuatnya,” ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement