Rabu 18 Nov 2020 17:05 WIB

Ada 36 Kasus Baru Covid-19, Australia Selatan Kaji Lockdown

Kasus Covid-19 terbaru merupakan yang pertama setelah enam bulan di Australia Selatan

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Penumpang melakukan check in untuk penerbangan Qantas perdana tujuan Sydney dan Adelaide sejak pembatasan perbatasan karena COVID-19 dicabut di Bandara Domestik Sydney di Sydney, Australia, Kamis (24/9). Penduduk New South Wales (NSW) kini dapat melakukan perjalanan ke Australia Selatan untuk pertama kalinya sejak hampir enam bulan dimana negara tidak menemukan adanya kasus penularan COVID-19 selama dua hari terakhir. EPA-EFE/DEAN LEWINS AUSTRALIA AND NEW ZEALAND OUT
Foto: EPA-EFE/DEAN LEWINS AUSTRALIA AND NEW ZEALAND
Penumpang melakukan check in untuk penerbangan Qantas perdana tujuan Sydney dan Adelaide sejak pembatasan perbatasan karena COVID-19 dicabut di Bandara Domestik Sydney di Sydney, Australia, Kamis (24/9). Penduduk New South Wales (NSW) kini dapat melakukan perjalanan ke Australia Selatan untuk pertama kalinya sejak hampir enam bulan dimana negara tidak menemukan adanya kasus penularan COVID-19 selama dua hari terakhir. EPA-EFE/DEAN LEWINS AUSTRALIA AND NEW ZEALAND OUT

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Negara bagian Australia Selatan akan segera melakukan lockdown atau karantina wilayah selama enam hari untuk mengekang penyebaran wabah virus corona tipe baru. Hal itu dilakukan setelah terdeteksi 36 kasus Covid-19 di Adelaide pada Ahad lalu hingga Rabu (18/11).

Kasus itu adalah kasus komunitas pertama yang terdeteksi dalam enam bulan di negara bagian Australia Selatan. Pihak berwenang mengatakan, langkah-langkah pemutus mata rantai penularan sangat diperlukan untuk menghentikan penyebaran virus di awal.

Baca Juga

Australia secara nasional sebelumnya juga telah menanggapi wabah kecil secara agresif. Berbagai pemerintah negara bagian terkadang menutup sebagian ekonomi, memberlakukan pembatasan perbatasan dan tindakan lain untuk menghentikan penyebaran virus.

Dilansir laman BBC, Rabu (18/11), lockdown terbaru akan dimulai pada tengah malam pada Rabu. Perintah pembatasan ini terjadi hanya beberapa pekan setelah negara bagian tetangga Victoria mengalahkan gelombang kedua, yang menyebabkan sekitar 800 kematian akibat Covid-19.

"Akan ada delapan hari lagi pembatasan yang lebih rendah menyusul jeda enam hari," kata para pejabat.

Segera setelah pengumuman lockdown, foto-foto yang tersebar di media sosial menunjukkan orang-orang mengantre di supermarket untuk membeli tisu toilet dan perlengkapan lainnya. Pihak berwenang telah mendesak orang-orang untuk menghindari pembelian karena panik, dengan memastikan supermarket dan apotek akan tetap buka.

Perdana Menteri Australia Selatan Stephen Marshall meminta penduduk untuk bangkit menghadapi tantangan lagi dalam lockdown kedua yang tiba-tiba. "Kami membutuhkan pemutus arus untuk tetap berada di depan," katanya.

"Kami membutuhkan ruang bernafas untuk pelacakan kontak untuk melindungi orang tua, untuk melindungi yang rentan, untuk melindungi seluruh komunitas kami," ujarnya menambahkan.

Australia, yang telah melaporkan 907 kematian dan sekitar 28.000 kasus dalam beberapa pekan terakhir melihat kasusnya turun mendekati nol setelah Victoria berhasil menekan virus. Namun, upaya itu membutuhkan lockdown yang ketat selama empat bulan di ibu kota negara bagian Melbourne, di mana penduduk tidak dapat dengan bebas meninggalkan rumah mereka dan menghadapi jam malam.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement