REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Dewan Ulama Senior dan Presidensi Umum Riset Ilmiah dan Ifta di Arab Saudi melengkapi fatwanya terhadap organisasi Ikhwanul Muslimin. Di akun Twitter resminya, dewan tersebut mengunggah rekaman ketuanya, Syekh Abdulaziz Bin Abdullah Al Syekh.
Al-Syeikh mengatakan, Ikhwanul Muslimin tidak memiliki hubungan apapun dengan Islam dan bahkan dia menyebut kelompok itu sesat. Menjawab pertanyaan tentang mereka yang mengajak para pemuda untuk bergabung dengan Ikhwanul Muslimin, Al-Nusra dan Al-Qaeda, Mufti Agung Kerajaan Arab Saudi tersebut juga mengeluarkan tanggapan.
"Ini adalah kelompok-kelompok yang tersesat. Mereka tidak memiliki hubungan dengan Islam. Mereka mencemarkan darah, melanggar kehormatan, merampok uang dan merusak tanah," kata Al-Syeikh sebagaimana dilansir di Middle East Monitor, Rabu (18/11).
Dia juga menegaskan kembali, siapa pun yang meminta untuk bergabung dengan kelompok ini telah melakukan kesalahan dan kehilangan jalan yang benar. Kamis lalu, dewan tersebut mengeluarkan pernyataan yang mengklaim Ikhwanul Muslimin adalah kelompok teroris yang tidak mewakili metode Islam.
Al Syekh menambahkan, Ikhwanul Muslim juga menyerukan pemberontakan terhadap para penguasa, mendatangkan malapetaka di negara bagian, dan mengganggu kestabilan hidup bersama di negara. Namun pernyataan ini ditolak 18 serikat ulama dan ulama, termasuk International Union of Muslim Scholars (IUMS).
Mereka mengeluarkan pernyataan bersama yang menolak klaim tersebut, dan menegaskan kembali bahwa Ikhwanul Muslimin "adalah kelompok dakwah yang bekerja keras untuk melakukan hal yang benar, tetapi terkadang melakukan kesalahan. Banyak sarjana senior, penceramah dan pejuang yang berafiliasi dengannya."
Sementara itu, akun Twitter Arab Kementerian Luar Negeri Israel memuji pernyataan dewan Saudi. Kementerian tersebut mengaku senang dengan cara yang digunakan untuk melawan eksploitasi agama yang melakukan penghasutan.
"Kami di Israel senang melihat pendekatan ini melawan eksploitasi agama untuk hasutan dan hasutan. Tak ada keraguan semua agama monoteistik datang untuk menumbuhkan cinta dan keintiman di antara orang-orang. Kami membutuhkan pidato yang menyerukan toleransi dan kerja sama untuk kemajuan seluruh wilayah," kata pernyataan Kemenlu Israel.