REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya pemberdayaan UMKM oleh PT Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan telah mencakup hampir seluruh sektor industri kecil dan menengah. Termasuk diantaranya yakni sektor perikanan dan peternakan. Hingga saat ini, Pertamina telah membina lebih dari 7.500 binaan sektor tersebut dengan nilai penyaluran mencapai sekitar Rp 341 miliar.
Salah satu mitra binaan Pertamina yang bergerak pada kedua sektor tersebut yakni Budiono. Pemilik usaha Abimanyu ini bisa dibilang usaha yang bergerak dibidang peternakan dan perikanan mulai dari hulu hingga hilir. ”Seluruhnya saya jalani. Mulai dari pembenihan, pembesaran, pengolahan, pemasaran hingga menjual produk jadi melalui usaha Rumah Makan,” paparnya.
Budiono sendiri mulai menggeluti usaha tersebut sekitar tahun 1999. Awalnya, ia hanya membuka toko sembako. Namun, karena kebutuhan pangan di Kabupaten Sorong yang tinggi, mendatangkan peluang usaha lain bagi Budi. “Akhirnya mulai tahun 2006 usaha perikanan dan baru tahun 2019 mengembangkan sayap di bidang peternakan,” jelasnya.
Salah satu hal yang melatarbelakangi Budiono getol menjalani usaha ini adalah perhatiannya pada kebutuhan bahan pangan di wilayah timur Indonesia, terutama Kabupaten Sorong tempatnya tinggal. Menurutnya, potensi usaha dibidang pangan masih bisa dimaksimalkan lagi. “Saya ingin dapat memenuhi kebutuhan pangan daerah saya, sehingga tidak perlu ambil dari luar,” tuturnya.
Upaya Budiono dalam menjaga kualitas produk miliknya sangat diperhatikan. Sebab, kini jangkauan pemasaran produk hasil perikanannya pun makin meluas. Selain menyuplai warung makanan dan pasar tradisional, dirinya juga sudah memasukkan produknya ke beberapa swalayan besar di Kota dan Kabupaten Sorong.
“Ukuran hasil ikan air tawar kami telah memenuhi standarisasi untuk didistribusikan ke swalayan,” imbuh pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur tersebut.
Kini, selain usaha perikanan, Budiono juga mulai merintis usaha dibidang peternakan. Diantaranya peternakan bebek, ayam, kambing, dan sapi. Seluruhnya digarap dengan memanfaatkan fasilitas lahan yang disediakan pemerintah untuk para transmigran tersebut. Dengan upaya tersebut, dirinya pun dapat memberdayakan warga lokal sekitar untuk membantu bisnisnya.
Saat ini, terdapat sekitar 10 orang pekerja yang membantu dalam mengolah seluruh bidang usaha yang berada di Kelurahan Jamaimo, Distrik Mariat, Kabupaten Sorong ini. Namun dibalik itu, juga masih ada beberapa suplier kecil yang secara langsung ikut diberdayakan.
“Kebutuhan akan ikan di Sorong mencapai 15 ton hingga 30 ton, namun saya baru bisa suplai 5 ton. Kekurangannya saya ambil dari para suplier ini,” jelasnya dalam siaran pers.
Dengan jerih payahnya tersebut, Budiono mampu mengantongi omzet perbulan sebesar Rp 50 juta. Untuk pemasaran sendiri, Budiono baru dapat memanfaatkan jaringan lokal saja. Di bawah binaan Pertamina, dirinya berharap dapat mengembangkan jaringan pemasarannya tersebut. “Menjadi binaan Pertamina, saya ingin meningkatkan volume produksi dan memenuhi kebutuhan pangan lokal di wilayah timur Indonesia ini,” katanya.
Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari mengapresiasi bisnis yang dijalani Budiono. Menurutnya, usaha dibidang pangan merupakan salah satu usaha yang sangat perlu didukung. “Selain itu, Bapak Budiono juga juga mengedepankan usaha berbasis sociopreneur karena memberdayakan pekerja lokal dan suplier kecil,” tutur Heppy.
Pertamina juga akan membantu usaha yang dijalani Budiono dan UMKM binaan lain untuk naik kelas menjadi UMKM unggul dan mandiri. Sehingga tetap dapat menyediakan lapangan pekerjaan dan membantu kemandirian ekonomi. ”Ini sebagai implementasi Goal 8 Sustainable Development Goals (SDGs). Diharapkan dapat membantu masyarakat mendapat pekerjaan yang layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Heppy.