REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV --- Bahrain menyetujui permintaan Israel untuk membuka kedutaan besar Israel di ibukota Manamah. Israel juga meminta otoritas Bahrain membuka kedutaan besarnya di Israel.
Seperti dilansir Saudi Gazette pada Kamis (19/11), hal tersebut disampaikan langsung Menteri Luar Negeri Bahrain, Abdullatif bin Rashid Al Zayani setelah menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Israel, Gabi Ashkenazi. Menurut Ashkenazi proses membuka kedutaan besar di dua negara harus selesai pada akhir tahun ini.
Sementara itu Abdullatif bin Rashid Al Zayani yang secara langsung memimpin rombongan delegasi Bahrain dalam kunjungan bersejarah ke Israel mengatakan dalam pembicaraan dengan Kementerian Luar Negeri Israel bahwa sejumlah langkah resmi akan diambil untuk membuka misi diplomatik Israel untuk segera mengembangkan hubungan antar kedua negara.
Kedua negara tengah meninjau cara untuk memperkuat hubungan dan mekanisme mengaktifkan kerjasama yang ditandatangani bulan laku setelah deklarasi untuk mendukung perdamaian dan persetujuan Abraham. Dalam kesempatan itu Al Zayani menegaskan keinginan Bahrain untuk bekerjasama di berbagai bidang dengan Israel berdasarkan nilai-nilai pluralisme dan hidup berdampingan secara damai. Serta perlunya mempromosikan perdamaian di kawasan Timur Tengah. Selain itu Bahrain juga meyakini pentingnya kerja sama untuk membangun kepentingan bersama melalui keamanan dan stabilitas regional sejalan dengan visi Bahrain.
Dalam kesempatan itu Menlu Bahrain juga memberikan undangan pada Israel untuk mengunjungi Bahrain dan berpartisipasi dalam dialog di ibukota Manamah dalam Konferensi Tingkat Tinggi yang diselenggarakan Bahrain bulan depan.
Menlu Israel itu juga bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv. Al Zayani mengatakan bahwa inisiatif perdamaian regional adalah prioritas pemerintah Bahrain.
Sementara itu Netanyahu menyambut hangat kunjungan Menlu Bahrain dan rombongannya. Ia menekankan bahwa kunjungan itu akan membuka prospek baru untuk kerja sama bilateral terutama mengenai pelaksanaan proyek bersama. Netanyahu juga menekankan tentang kepentingan bersama untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan.
Al Zayani juga bertemu dengan Presiden Israel, Reuven Rivlin. Rivlin mengatakan kunjungan Bahrain merupakan awal sejarah bersama kedua negara. Ia mengatakan kunjungan itu akan mengantarkan pada fase baru di Timur Tengah untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan. Rivlin juga memuji keberanian Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa dan penerapan visinya untuk mencapai perdamaian dan hidup berdampingan. Rivlin juga menilai masyarakat Bahrain yang kohesif dengan toleransi beragama dan hidup yang berdampingan antar semua komunitas termasuk Yahudi. Ia mengatakan itu merupakan faktor penting yang dapat berpengaruh pada keberhasilan membangun hubungan kedua negara.