Kamis 19 Nov 2020 10:19 WIB

Dubes: Saudi Mengambinghitamkan Iran untuk Kembangkan Nuklir

Iran mengecam keras seruan Raja Salman.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Grafis
Foto: republika
Grafis

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Duta Besar Iran untuk PBB Kazem Gharibabadi menuduh Arab Saudi menggunakan negaranya sebagai alasan untuk mengembangkan senjata nuklir. Dia menyebut mengkambinghitamkan dan menakuti adalah dua metode umum serta klasik yang digunakan para demagog.

"Jika Anda ingin mengejar program senjata nuklir, atau Anda mencari alasan untuk membenarkan kurangnya kerja sama Anda dengan IAEA (Badan Energi Atom Internasional) atau sistem perlindungan Anda yang sudah ketinggalan zaman, setidaknya miliki keberanian untuk mengakuinya dan ambil konsekuensinya," kata Gharibabadi melalui akun Twitter pribadinya pada Rabu (18/11).

Baca Juga

Cicitan Gharibabadi itu merupakan balasan atas unggahan berita Aljazirah dengan judul "Saudi minister says nuclear armament against Iran ‘an option’". Dalam berita itu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan negaranya berhak mempersenjatai diri dengan senjata nuklir jika pengembangan nuklir Iran tak dapat dihentikan. "Ini pasti sebuah pilihan," kata al-Jubeir.

Dia mengatakan jika Iran menjadi negara nuklir, akan terdapat banyak negara yang mengikutinya. "Dan Arab Saudi telah membuatnya sangat jelas, bahwa mereka akan melakukan apa saja untuk melindungi rakyatnya dan untuk melindungi wilayahnya," ujarnya.

Sebelumnya Kementerian Luar Negeri Iran juga mengkritik keras seruan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud yang meminta masyarakat internasional mengambil sikap tegas untuk menangani ambisi nuklir Teheran. Iran menilai pernyataan Raja Salman adalah sebuah tuduhan tak berdasar dan menyebarkan kebencian.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan "tidak wajar" bagi penguasa Saudi membuat pernyataan semacam itu. "Namun tangan persahabatan Iran masih diperpanjang ke Arab Saudi," ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement