REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Perusahaan farmasi Pfizer Inc pada Selasa (17/11) memperbarui analisis profil keamanan vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) yang terlihat selama uji coba besar tahap akhir. Dalam sebuah pernyataan, Pfizer menyebutkan bahwa 3,8 persen peserta mengalami kelelahan setelah menerima dosis kedua.
Analisis diperbarui berdasarkan pada 8.000 peserta uji coba. Pfizer mengatakan, dalam analisis sebelumnya bahwa 3,7 persen dari 6.000 relawan pernah mengalami kelelahan.
Perusahaan yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS) tersebut juga menyebut bahwa ada efek samping kedua, yaitu peserta mengalami sakit kepala dengan frekuensi minimal dua persen selama uji coba.
Pekan lalu, Pfizer mengumumukan telah berhasil melalui uji coba tahap ketiga atau tahap akhir pengembangan vaksin Covid-19. Bahkan, produk tersebut diklaim memiliki efektivitas hingga 90 persen dalam mencegah penyakit yang menjadi pandemi dunia saat ini.
Uji coba sejauh ini telah melibatkan 43 ribu relawan di AS. Beberapa peserta melaporkan efek samping dari vaksin bersifat ringan, seperti setelah mendapatkan vaksinasi flu.
Di antara efek tersebut adalah nyeri dan sakit di bagian lengan serta rasa letih. Namun, kondisi ini dilaporkan membaik dalam waktu kurang lebih 12 jam.
Efek tersebut dapat terjadi termasuk saat relawan menerima suntikan berupa vaksin maupun plasebo. Pfizer berkolaborasi dengan perusahaan farmasi asal Jerman, BioNTech, dalam pengembangan vaksin Covid-19.