Kamis 19 Nov 2020 12:53 WIB

Prawirotaman Jadi Pasar Pertama di Yogya yang Miliki Wi-Fi

Pemkot Yogyakarta mengatakan, kecepatan jaringan Wi-Fi yang disediakan cukup kuat.

Ilustrasi Wifi
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Wifi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pasar Prawirotaman Yogyakarta yang selesai direvitalisasi akan menjadi pasar tradisional pertama di kota itu yang dilengkapi dengan jaringan Wi-Fi. Pengadaan ini sebagai dukungan untuk mempermudah transaksi digital di pasar tersebut.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta, Tri Hastono, mengatakan kecepatan jaringan wifi yang disediakan juga cukup kuat. "Disesuaikan dengan kebutuhan pasar yaitu sebagai pasar tradisional dan untuk pengembangan ekonomi kreatif," ujar Tri di Yogyakarta, Kamis (19/11).

Kecepatan jaringan wifi yang disiapkan mencapai 200 mbps, yang terbagi 75 persen untuk mendukung kegiatan di lantai empat pasar. Sisanya dibagi rata di lantai satu hingga tiga yang difungsikan sebagai pasar tradisional menjual bahan kebutuhan pokok sehari-hari.

Lantai empat Pasar Prawirotaman membutuhkan kecepatan internet yang lebih tinggi dibandingkan tiga lantai lainnya karena lantai tersebut akan digunakan untuk menunjang pengembangan ekonomi kreatif seperti co-working space, pengurusan perizinan, studio, dan kebutuhan lainnya.

"Akses poin akan disediakan di sejumlah titik dan dipastikan setiap lantai terjangkau jaringan wifi sesuai kebutuhan, dari lantai satu sampai empat dan rooftop," kata dia.

Selain itu, kata Tri, di Pasar Prawirotaman juga akan dilengkapi 30 titik kamera pengawas (CCTV) untuk memantau aktivitas di pasar tersebut. "Penambahan jaringan wifi ini diharapkan dapat dilakukan di pasar tradisional lainnya," ujarnya.

Pasar Prawirotaman yang semula merupakan bangunan pasar satu lantai kini berubah menjadi bangunan empat lantai dengan konsep green building. Pasar tersebut rencananya dibuka secara resmi pada 4 Desember 2020 dan diharapkan menjadi ikon pasar tradisional di Kota Yogyakarta yang sudah mengadopsi transaksi digital.

Seluruh los pedagang di pasar tersebut, 619 pedagang, akan dilengkapi dengan QRIS untuk kebutuhan transaksi digital sehingga konsumen tidak perlu berbelanja menggunakan uang tunai. Transaksi digital di pasar tersebut dapat dilakukan dengan memindai kode QR di tiap los dan pembayaran bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis aplikasi pembayaran elektronik. Meski mengutamakan pembayaran nontunai, namun pembayaran atau transaksi tunai tetap dapat dilakukan di pasar tersebut.

               

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement