REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Menteri Luar Negeri Bahrain Abdellatif al-Zayani menyerukan pembicaraan damai baru antara Israel dan Palestina dalam pertemuan penting dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, di Israel, Rabu (19/11). Dia menegaskan konflik kedua harus disudahi.
"Untuk mencapai dan mengkonsolidasikan perdamaian seperti itu, konflik Palestina dan Israel perlu diselesaikan," kata Abdellatif al-Zayani dalam konferensi pers bersama yang diadakan dengan Pompeo dan Netanyahu, dilansir di Asharq Al-Awsat, Kamis (19/11).
Dalam kesempatan itu, Al-Zayani menyerukan kedua belah pihak untuk menyiasati meja perundingan untuk mencapai solusi dua negara yang layak. Menteri pertama Bahrain yang melakukan kunjungan resmi ke Yerusalem itu juga menggambarkan bahwa kunjungan tersebut bersejarah.
Dia pun membandingkannya dengan kunjungan Presiden Mesir Anwar Sadat pada November 1977 ke Yerusalem. "Mendiang Presiden Sadat dari Mesir pertama kali mengunjungi Israel, menanam benih perdamaian regional, yang kami kembangkan lebih lanjut hari ini," katanya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi memuji kunjungan delegasi Bahrain ke Israel. Ia menegaskan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk mendirikan kedutaan besar di negara masing-masing.
Ashkenazi berharap, di akhir tahun ini baik Israel dan Bahrain bisa mengadakan upacara untuk menandai pembukaan kedutaan mereka. Dia juga berencana mengunjungi Manama pada bulan Desember untuk membuka misi secara pribadi.
Dari hubungan kerja sama kedua negara itu, warga Bahrain akan dapat mengajukan visa online ke Israel mulai 1 Desember.