REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) memastikan naiknya permukaan air laut atau banjir rob sejak Senin (16/11) hingga Kamis (19/11) tidak mengganggu aktivitas bisnis perikanan.
Direktur Operasional Perum Perindo Raenhat Tiranto Hutabarat mengatakan banjir rob tidak melumpuhkan operasional Perum Perindo. Oleh sebab itu, layanan di bawah naungan perusahaan masih berjalan dengan baik, seperti layanan listrik, pabrik es, bongkar muat kapal ikan dan jual beli ikan di Pasar Ikan Modern Muara Baru.
"Dampak gelombang tinggi air laut menggenangi kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. Namun kami memastikan aktivitas disetiap lini bisnis usaha tetap berjalan dengan baik," ujar Raenhat
Raenhat menyampaikan banjir rob merupakan fenomena alam langganan yang datang menghampiri kawasan pelabuhan perikanan. Akan tetapi, perusahaan terus melakukan pembenahan di berbagai sisi untuk meminimalisir dampak dari banjir rob agar tak berkepanjangan.
Beberapa langkah antisipatif Perum Perindo tengah diterapkan di beberapa segmen bisnis kepelabuhanan di sejumlah pelabuhan perikanan dalam menghadapi banjir rob. "Salah satunya kami bekerja sama dalam penyediaan pompa banjir dengan Unit Pelayanan Terpadu Kementerian Kelautan dan Perikanan," tambah Raenhat.
Raenhat melanjutkan Perum Perindo mendengarkan masukan dan arahan dari regulator, Komisi IV DPR RI yang akan nantinya dilakukan kajian mendalam. Pada kesempatan banjir rob ini, Komisi IV DPR melakukan kunjungan ke Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta dalam rangka meninjau sarana dan prasarana Komisi IV, khususnya di sektor perikanan.
Raenhat menambahkan pihaknya tengah berfokus mengajak pelaku usaha perikanan dan pemerintah untuk bersama-sama menyelesaikn masalah tahunan ini. Dia berharap semua pihak segera menemukan titik terang supaya pembangunan jalan atau tanggul dapat dieksekusi.
Perum Perindo menerima kunjungan Komisi IV DPR RI pada Rabu (18/11) di Pasar Ikan Muara Baru Jakarta. Adapun Rombongan Komisi IV dihadiri Ketua Komisi IV Sudin beserta jajarannya. Sudin meminta Perum Perindo dapat melakukan upaya pencegahan fenomena banjir rob agar tidak terjadi setiap tahun.
Hal yang harus dilakukan yakni melakukan peninggian jalan, selain menyiapkan pompa penyedot air. Menurutnya pompa penyedot air hanya solusi jangka pendek. Sedangkan peninggian jalan merupakan solusi jangka panjang.
Kendati begitu, Sudin mengakui peninggian jalan memang memakan dana yang cukup besar. Perum Perindo merupakan BUMN yang hanya bisa mendapat dana melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). Oleh karena itu, Perum Perindo dapat mengajak seluruh stakeholder pelaku usaha perikanan yang ada di kawasan Pelabuhan untuk turut berkontribusi.
Sudin melanjutkan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan juga dapat bersama-sama Perindo bahu-membahu melakukan perbaikan. Apalagi, dermaga ada di bawah tanggung jawab Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Dirjen Perikanan Tangkap.
"Nah kalau dari sisi kementerian ini bisa diupayakan lewat APBN," kata Sudin.
Seperti diketahui, pemerintah merencanakan pembangunan tanggul di area Muara Baru yang digagas oleh Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Pemerintah Provinisi DKI Jakarta serta pihak terkait lainnya.
Proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall ini dikenal dengan sebutan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Adapun Muara Baru merupakan salah satu titik prioritas dalam proyek Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara .
Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut panjang tanggul yang segera dibangun mencapai 29,05 kilometer. Hingga saat ini tanggul yang terbangun baru mencapai 8,22 kilometer. Lokasi tanggul yang dikerjakan Kementerian PUPR tersebar di Muara Baru, Kamal Muara, dan Kali Baru.