REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Jumlah kasus Covid 19 di Kabupaten Purbalingga, masih terus bertambah. Bila pada Selasa (17/11), jumlah akumulatif pasien terkonfirmasi Covid 19 hanya tercatat sebanyak 496 kasus, pada Kamis (19/11) melonjak menjadi 612 pasien, atau bertambah 116 pasien baru.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Dinnaker) Kabupaten Purbalingga Edi Suryono, salah satu penyumbang pasien Covid 19 yang cukup banyak adalah dari para karyawan pabrik rambut palsu. "Sudah muncul kluster pabrik di Purbalingga. Ada dua pabrik rambut palsu yang menjadi lokasi penyebaran Covid-19," ujarnya.
Terkait hal ini, Satgas Covid 19 memutuskan untuk meliburkan kedua pabrik rambut palsu tersebut selama sepekan. "Satu pabrik yang jumlah kasus Covid-nya belum terlalu menyebar, diliburkan pada bagian tertentu. Sedangkan pabrik yang satunya lagi, karena kasusnya sudah menyebar di semua bagian, diliburkan total," katanya.
Mengenai upah para pekerja, Edi mengaku, telah meminta pihak manajemen perusahaan untuk tetap memberi atau menghitung upah karyawan yang diliburkan. Hal ini mengingat keputusan meliburkan karyawan, disebabkan kejadian luar biasa. Bukan disebabkan oleh keinginan karyawan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, drg Hanung Wikantono, mengakui bila sejak beberapa waktu terakhir ada kecenderungan peningkatan kasus Covid 19. Untuk mengantisipasi lonjakan pasien ini, dia menyatakan tengah mempersiapkan Gedung Korpri Purbalingga sebagai ruang isolasi darurat pasien positif Covid-19.
Dia menyebutkan, jumlah akumulatif kasus positif hingga Kamis (19/11), tercatat sebanyak 612 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 384 pasien sudah dinyatakan sembuh, 14 meninggal, dan 214 pasien masih dirawat di berbagai rumah sakit.
Menurutnya, jajaran petugas kesehatan saat ini masih terus gencar menggiatkan 3T (Testing, Tracing, Treatment) untuk mengatasi penyebaran Covid 19. "Tes swab yang kami lakukan saat ini sudah 943 kali tes per minggu," katanya.
Dia berharap, peningkatan tindakan 3T dapat mempercepat pengungkapan kasus terutama dari kalangan OTG, sehingga bisa segera mungkin diisolasi agar tidak semakin meluas. "Dalam kondisi seperti inilah, kita harus menyiapkan fasilitas perawatan. Apalagi kapasitas rumah sakit dan tempat kesehatan lainnya, saat ini sudah hampir tidak mencukupi lagi menampung perawatan pasien positif Covid-19," katanya.
Hanung menyebutkan, untuk menambah kapasitas rawat pasien Covid 19, pihaknya juga sudah mengoperasikan Puskesmas II Kemangkon yang baru selesai dibangun dan belum difungsikan sebagai puskesmas. "Tapi, tempat itu sekarang juga sudah penuh, sehingga alternatifnya adalah memfungsikan Gedung Korpri sebagai tempat rawat darurat," ujarnya.
Hanung menyatakan, gedung Korpri yang terdiri dari 2 lantai ini, akan mampu menampung sekitar 40 pasien. "Saat ini kita sedang persiapkan kamar mandi/toilet darurat, tempat tidur, dan kebutuhan perawatan lainnya," ucapnya.