REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Perdana Menteri Pakistan Imran Khan melakukan kunjungan resmi ke perdana ke Afghanistan pada Kamis (19/11). Dia diundang oleh Presiden Ashraf Ghani.
Kedatangan Khan di Bandara Internasional Hamid Karzai disambut Menteri Luar Negeri Afghanistan Mohammed Haneef Atmar dan utusan khusus Ashraf Ghani untuk Pakistan Omar Daudzay. Bersama Khan turut ikut Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi, kepala badan intelijen Letjen Faiz Hameed, perwakilan khusus Pakistan untuk Afghanistan Mohammad Sadiq, dan penasihat perdana menteri untuk perdagangan Abdul Razak Dawood.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan Graan Hewad mengungkapkan dalam kunjungannya Khan akan berbagi pandangan dengan kepemimpinan Afghanistan tentang peran Pakistan dalam proses perdamaian. Selain itu, peningkatan kerja sama bilateral bakal turut dibahas.
"Fokusnya akan lebih memperdalam hubungan bilateral persaudaraan antara Pakistan dan Afghanistan, proses perdamaian Afghanistan, dan pembangunan dan konektivitas ekonomi regional," kata kantor Imran Khan dalam sebuah pernyataan yang dirilis menjelang kunjungan tersebut, dikutip laman Anadolu Agency.
Saat ini, Pemerintah Afghanistan tengah menjalin pembicaraan damai dengan Taliban di Doha, Qatar. Hal itu diharapkan dapat berjalan lancar guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 19 tahun. Sebelumnya, Taliban telah mencapai kesepakatan damai dengan sekutu utama Afghanistan, yakni Amerika Serikat (AS).
Di bawah kesepakatan tersebut, Washington setuju untuk menarik pasukannya dari Afghanistan secara gradual. Pada Selasa (17/11) lalu, AS mengumumkan akan secara tajam mengurangi jumlah personel militernya di Afghanistan dari 4.500 menjadi 2.500.
Pengumuman itu muncul karena telah terjadi peningkatan kekerasan di Afghanistan. Taliban terus melakukan serangan yang menargetkan para pemimpin pemerintah, pasukan keamanan, dan warga sipil.