Jumat 20 Nov 2020 07:01 WIB

Segera Lapor Jika Alami Gejala Tidak Biasa Setelah Imunisasi

Proses pemantauan gejala setelah imunisasi dilakukan oleh Komnas KIPI

Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) dalam dialog Produktif bertema ‘Keamanan Vaksin dan Menjawab KIPI” (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang diselenggarakan secara daring di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (19/11).
Foto: BNPB
Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) dalam dialog Produktif bertema ‘Keamanan Vaksin dan Menjawab KIPI” (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang diselenggarakan secara daring di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kondisi tubuh setiap orang berbeda. Tidak semua tubuh penerima vaksin mengalami reaksi yang sama.

Jika melihat, merasakan gejala dan reaksi yang tidak biasa usai mendapatkan vaksin, sedapat mungkin untuk langsung melaporkan kejadian tersebut agar dapat segera ditindaklanjuti. Proses pemantauan dan pengkajian terhadap Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) akan terus dilakukan oleh lembaga terkait.

Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) memaparkan KIPI adalah setiap kejadian medis setelah imunisasi yang diduga mempunyai hubungan dengan pemberian vaksin. Hal ini dapat berupa gejala atau tanda yang tidak nyaman atau tidak diharapkan, kelainan hasil laboratorium, tanda atau penyakit.

Hindra mengatakan masyarakat bisa melaporkan KIPI dengan mudah melalui formulir yang bisa diunduh dari tautan bit.ly/formkipi. Dari laporan yang masuk tersebut, akan ditindaklanjuti dan dikaji apakah hal tersebut memang disebabkan oleh vaksinnya itu sendiri, atau prosedur pemberiannya, bahkan bisa karena koinsiden atau kebetulan.

“Sudah ada Komnas KIPI yaitu Komite Independen yang akan melakukan pengkajian untuk penanggulangan laporan KIPI. Komite ini terdiri dari orang-orang yang kompeten mulai dari dokter spesialis anak, spesialis penyakit anak, epidemiolog hingga dokter forensik,” paparnya dalam Dialog Produktif bertema ‘Keamanan Vaksin dan Menjawab KIPI” (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang diselenggarakan secara daring di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (19/11).

KIPI mungkin terjadi karena vaksin merupakan produk biologi. “Ini adalah reaksi alamiah (tubuh) dari vaksin,” katanya.

Hindra menegaskan, KIPI yang terjadi kemungkinan besar tidak akan berat. Karena dalam proses pengembangan vaksin, keamanan selalu menjadi hal utama yang dinilai dan dipantau bahkan sejak bakal vaksin masuk dalam fase praklinik.Setiap fase dalam uji klinis harus melewati proses keamanan untuk dapat maju ke fase berikutnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement