Jumat 20 Nov 2020 07:12 WIB

Menlu Amerika: Gerakan Global Pro Palestina Seperti Kanker

Menlu Amerika Serikat menyebut gerakan pro Palestina ibarat penyakit kanker

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
 Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo  menyebut gerakan pro Palestina ibarat penyakit kanker
Foto: AP/Debbie Hill/Pool UPI
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut gerakan pro Palestina ibarat penyakit kanker

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH— Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menyebut gerakan global pro-Palestina seperti penyakit kanker.

Pernyataan ini dia sampaikan saat mengunjungi Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Amerika Serikat juga disebutnya akan melabeli kampanye Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS), yang berusaha mengisolasi Israel atas perlakuannya terhadap Palestina, sebagai tindakan anti-Semit. 

Baca Juga

"Washington akan menganggap kampanye BDS anti-Israel global sebagai tindakan anti-Semit. Kami ingin berdiri dengan semua negara lain yang mengakui gerakan BDS layaknya kanker," kata Pompeo saat tampil bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem sebagaimana dilansir dari Aljazirah, Kamis (19/11).

Kampanye BDS adalah gerakan non-kekerasan yang dipimpin orang-orang yang bertujuan untuk menekan Israel secara ekonomi agar memberikan persamaan hak dan hak untuk kembali ke Palestina. 

Gerakan ini mencontoh langkah anti-apartheid di Afrika Selatan yang menginspirasi orang-orang dari seluruh dunia untuk memboikot bisnis dan institusi akademik dan budaya yang memiliki afiliasi langsung atau tidak langsung dengan Israel. 

Ini termasuk perusahaan yang terkait dengan permukiman ilegal Yahudi, yang memberikan layanan untuk pendudukan, perusahaan yang mengeksploitasi sumber daya alam dari tanah Palestina dan yang menggunakan orang Palestina sebagai tenaga kerja murah.

Kantor hak asasi manusia PBB telah mengidentifikasi lebih dari 200 perusahaan yang terkait secara langsung atau tidak langsung dengan pemukiman ilegal, kebanyakan dari Israel dan AS, tetapi juga Jerman dan Belanda. Mereka termasuk perusahaan perbankan dan pariwisata, serta perusahaan konstruksi dan teknologi. 

Pompeo, yang berada di Israel sebagai bagian dari tur Timur Tengah terakhirnya sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, juga mengunjungi Dataran Tinggi Golan, wilayah yang direbut Israel dari Suriah dan diduduki dalam Perang 1967. 

"Anda tidak bisa berdiri di sini dan memandangi apa yang ada di seberang perbatasan dan menyangkal hal utama yang diakui Presiden Donald Trump, apa yang ditolak oleh presiden sebelumnya. Ini adalah bagian dari Israel," sebutnya. 

Pada Maret tahun lalu, Presiden Donald Trump mengakui pendudukan Israel di Dataran Tinggi Golan ketika dia menandatangani dekrit bersama Netanyahu di Gedung Putih. Tindakan itu dikecam komunitas internasional, yang tidak mengakui perampasan tanah, sementara Suriah menyebutnya sebagai serangan terang-terangan terhadap kedaulatannya. 

Kunjungan Pompeo merupakan kunjungan pertamanya saat menteri luar negeri Amerika Serikat  di permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki secara ilegal.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement