REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Kementerian Keuangan Thailand meminjam 1,5 miliar dolar AS atau Rp 22 triliun dari Asian Development Bank (ADB) untuk menyelesaikan masalah ekonomi akibat pandemi Covid-19. Thailand kewalahan menggerakan ekonominya karena terganggunya sektor pariwisata.
Dilansir dari kantor berita Bernama pada Kamis (19/11), Thailand mengalami pukulan keras pada sektor ekonomi menyusul belum pulihnya sektor pariwisata. Menteri Keuangan Arkhom Termpitayapaisith dan Hideaki Iwasaki selaku direktur negara untuk Resident Mission ADB di Thailand sudah menandatangani kontrak pinjaman itu.
Nantinya dana pinjaman bakal dipakai secara aktif merespons dampak Covid-19 terutama di bidang kesehatan dan ekonomi.
Peminjaman tersebut merupakan bagian dari keputusan pemerintah yang mempersilahkan Kementerian Keuangan mencari pinjaman guna mengatasi masalah ekonomi dan sosial akibat Covid-19. ADB memberi negara anggota pinjaman lunak untuk membantu mereka pulih dari dampak pandemi.
Pada tahun fiskal terakhir, Kementerian Keuangan Thailand menggunakan banyak cara untuk mengumpulkan dana dari sumber lokal untuk melaksanakan rencana dan proyek guna menangani masalah terkait Covid-19. Kementerian keuangan Thailand berkewajiban mencari pinjaman untuk implementasi dan secara efisien mengelola biaya serta risikonya.