Jumat 20 Nov 2020 09:41 WIB

Stimulus Redakan Kekhawatiran Lockdown, Wall Street Menguat

Meningkatnya infeksi Covid-19 membuat investor beralih ke saham tahan pandemi.

Wall Street berakhir di wilayah positif pada Kamis (20/11). Penguatan terjadi ketika harapan stimulus baru mendukung sentimen investor menjelang akhir sesi yang penuh dengan kekhawatiran atas peningkatan penutupan dan pemutusan hubungan kerja terkait dengan melonjaknya tingkat infeksi Covid-19.
Foto: AP Photo/Richard Drew
Wall Street berakhir di wilayah positif pada Kamis (20/11). Penguatan terjadi ketika harapan stimulus baru mendukung sentimen investor menjelang akhir sesi yang penuh dengan kekhawatiran atas peningkatan penutupan dan pemutusan hubungan kerja terkait dengan melonjaknya tingkat infeksi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wall Street berakhir di wilayah positif pada Kamis (20/11). Penguatan terjadi ketika harapan stimulus baru mendukung sentimen investor menjelang akhir sesi yang penuh dengan kekhawatiran atas peningkatan penutupan dan pemutusan hubungan kerja terkait dengan melonjaknya tingkat infeksi Covid-19.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 44,81 poin atau 0,15 persen menjadi ditutup pada 29.483,23 poin. Indeks S&P 500 bertambah 14,08 poin atau 0,39 persen, menjadi berakhir di 3.581,87 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup 103,11 poin atau 0,87 persen lebih tinggi, menjadi 11.904,71 poin.

Baca Juga

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 menguat, dengan sektor energi dan teknologi ditutup masing-masing 1,53 persen dan 0,84 persen lebih tinggi, melampaui sisanya. Namun, sektor utilitas tergelincir 1,03 persen, menjadi kelompok dengan kinerja terburuk.

Ketiga indeks utama mendapat dorongan yang sehat setelah Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer mengatakan Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell telah setuju untuk menghidupkan kembali pembicaraan guna menyusun paket bantuan fiskal baru.

“Kami telah melihat pedoman ini sebelumnya, di mana investor berduyun-duyun ke (saham-saham) teknologi yang aman dan tumbuh ketika ekonomi menunjukkan tanda-tanda melambat,” kata Ahli Strategi Pasar Senior LPL Financial,Ryan Detrick, di Charlotte, North Carolina.

Tapi semuanya berubah sekarang karena ada harapan untuk rencana stimulus berikutnya. "Jelas pasar melambung pada optimisme itu," katanya lagi.

Meski begitu tingkat infeksi Covid-19 yang melonjak membuat investor beralih ke saham-saham pertumbuhan terkemuka di pasar yang telah menunjukkan ketahanan terhadap pandemi. Saham-saham raksasa teknologi AS termasuk Facebook, Apple, Amazon, Netflix, dan perusahaan induk Google, Alphabet, naik.

Indeks Semikonduktor SE Philadelphia, yang berkembang pesat selama krisis kesehatan, dengan mudah mengungguli pasar yang lebih luas, naik 1,6 persen.

Jumlah pekerja AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga naik minggu lalu. Data tersebut melukiskan gambaran suram tentang peningkatan PHK yang semakin kuat karena lonjakan kasus Virus Corona dan penutupan selanjutnya terus membuat pincang pasar tenaga kerja.

Rekor jumlah infeksi telah menyebabkan rawat inap Covid-19 melonjak hingga 50 persen dan telah mendorong sekolah dan bisnis ditutup lagi. Ini menggagalkan pemulihan ekonomi terbesar dunia dari resesi terdalam sejak Depresi Hebat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement